Tokoh Ilmu Pembedahan Islam

Abu al-Qasim Khalaf bin Abbas al-Zahrawi merupakan pakar bedah Islam terkenal yang lahir tahun 936 di Al-Zahra 6 mil Cordoba Andalusia, dikenali di Eropah sebagai Abulcasis merupakan pengarang �Kitab al-Tasrif� (juga dikenali sebagai Kitab al-Zahrawi) dan Ibnu al-Quff (1233-1286M) pengarang �Kitab al-Umbda�. Mereka telah menggunakan pelbagai peralatan rekaan sendiri dan telah mendiskripsikan ilmu ini dengan jelas hingga karya-karya mereka dijadikan buku teks di Eropah untuk beberapa abad lamanya. Al-Zahrawi membuat alat bedah/pembedahan, teknik dan jenis pengoperasian, pengembangan ilmu kedokteran gigi dan operasi gigi serta peralatan bedah gigi.



Al-Zahrawi termasuk dokter bedah muslim yang terkenal. Dunia eropa mengakuinya dan menjadikan bukunya sebagai acuan pelajaran kedokteran bedah dan sebagai kurikulum kedokteran eropa selama berabad-abad. Bukunya tersebut yang berjudul At-Tasrif Liman Ajiza �an at Ta�lif (The method of medicine). At Tasrif merupakan encyclopedi yang memuat 30 volume buku. Gherrad of Cremona merupakan buku pertama hasil terjemahan buku Al_zahrawi ke bahasa latin diabad pertengahan.



Seperti yang disebut oleh ahli bedah eropa Pietro Argallata (meninggal tahun 1424) � Al-Zahrawi as �without doubt the chief of all surgeos�.(al-Zahrawi adalah bapak ilmu bedah kedokteran). Dokter terkenal asal perancis Jacques Delechamps (1513-1588) mengunakan At-Tasrif sebagai acuan saat itu. Al-Zahrawi membuat banyak instrument bedah seperti alat untuk memeriksa telinga, instrumen memeriksa uretra, alat untuk mengeluarkan benda asing dari tenggorokan Zahrawi dan mempunyai sepesialisasi pembedahan dengan cauterisasi dan

dalam lebih dari 50 tehnik operasi yang berbeda-beda.



Al-Zahrawi yang pertama kali mengemukakan cara operasi pada kanker payudara secara terperinci, operasi pengangkatan batu kandung kemih (Bladder Stone), Kista Thyroid (Thyroid Cyst) , Operasi pada Gigi (dental operation). Adakah saat ini dokter bedah yang menguasai semua operasi bedah , seperti Al-Zahrawi. Yang menguasai bedah umum , bedah gigi, bahkan membuat sendiri instrumennya. Al-Zahrawi pantas mendapatkan Nobel , karena karyanya sangat fenomental, dipakai oleh dokter bedah di eropa . sampai 5 abad kedepan.



Dalam dunia kedokteran, nama Albucasis alias Al Zahrawi tidak pernah luntur. Ia adalah penemuan penyakit hemofilia. Penyakit ini sebenarnya telah ada sejak lama sekali dan belum memiliki nama. Talmud, yaitu sekumpulan tulisan para rabi Yahudi, 2 abad setelah Masehi menyatakan bahwa seorang bayi laki-laki tidak harus dikhitan jika dua kakak laki-lakinya mengalami kematian akibat dikhitan. Titik terang ditemukan setelah Al Zahrawi pada abad ke-12 menulis dalam bukunya mengenai sebuah keluarga yang setiap anak laki-lakinya meninggal setelah terjadi perdarahan akibat luka kecil. Ia menduga hal tersebut tidak terjadi secara kebetulan.



Kata hemofilia pertama kali muncul pada sebuah tulisan yang ditulis oleh Hopff di Universitas Zurich, tahun 1828. Dan menurut ensiklopedia Britanica, istilah hemofilia (haemophilia) pertama kali diperkenalkan oleh seorang dokter berkebangsaan Jerman, Johann Lukas Schonlein (1793 � 1864), pada tahun 1928. Lukas menelusur aneka catatan kedokteran, termasuk tulisan Al Zahrawi atau Albucasis itu. Al Zahrawi wafat tahun 1013, Beliau juga dokter pribadi raja Al-Hakam-II dari Spanyol.
Share on :

0 comments:

Post a Comment

 
© Copyright Tokoh Ternama All Rights Reserved.