Umat Islam di waktu kebangkitan Islam mencoba untuk melengkapkan diri dengan lebih daripada satu bidang il*mu sebagaimana yang disarankan Islam sendiri. Salah seorang yang berjaya berbuat demikian ialah Abu Ali al-Husain Ibn Abdullah Ibn Sina atau lebih dikenali sebagai Ibn Sina (Avicenna). Ibnu Sina merupakan sarjana politik islam yang multi komplek. Di dunia barat Ibnu Sina terkenal dengan nama Avicenna yang dilahirkan di Balkh Bukhara Rusia pada tahun 370 H/980 M dalam sebuah keluarga berada.
Mulai belajar Al Quran pada umur 5 tahun dan pada umur 10 tahun telah menghafal Al Quran. Pada usia 16 tahun ia telah mencapai hasrat akan inti ilmu kedokteran dan membaca beragam buku yang tersedia. Ibnu Sina bukan hanya terkenal ahli pengobatan kelas pertama ia juga ahli sains dan falsafah. Ahli politik dan kemasyarakatan yang lincah dan berkaliber. Di sanalah beliau mendalami bidang bahasa dan sastera. Setelah menguasai ilmu itu, beliau mula berminat dengan ilmu akal di usia 20 tahun. Mempelajari logik, geometri dan buku Almagest daripada Abu Abdullah al-Natali, rekan bapanya. Kemudian, belajar ilmu sains, fiqh dan perubatan daripada guru yang berlainan.
Ibnu Sina dikenal sebagai the faher of doctors (bapak kedokteran). Selain kedokteran, ia juga menguasai fisika, matematika, astronomi, sejarah, dan filsafat. Beliau dikenang sebagai ilmuwan ensiklopedi, dokter, psikolog, penulis kaidah kedokteran modern (dipakai sebagai referensi ilmu kedokteran barat), menulis buku tentang fungsi organ tubuh, meneliti penyakit TBC, Diabetes dan penyakit yang ditimbulkan oleh efek fikiran. Ia mengatakan, bahwa temperatur, makanan, minuman, limbah, udara, keseimbangan gerak dan fikiran, tidur dan kerja mempengaruhi kesehatan, itu semua terbukti, dan sekarang menjadi masalah lingkungan yang utama.
Dari sejumlah risalah kesehatannya, Ibnu Sina punya dua teori segitiga pengobatan. Pertama, Triangular Theory of Islamic Medicine yang menyatakan kaitan antara Allah, manusia, dan pengobatan. Teori kedua, adanya 'hubungan antara badan, fikiran, dan semangat' pada kesehatan manusia. Sebagai dokter, ia lebih suka tindakan preventif daripada kuratif dan selalu menguatkan aspek spiritual dan fisik pasien secara simultan dalam pengobatannya. Katanya, udara yang terkontaminasi uap dari rawa, danau, saluran drainase, asap atau jelaga dapat membahayakan kesehatan. Kini diketahui, gas itu adalah hasil proses anaerobik air limbah yakni CH4 (metana), H2S dan NH3.
Topik artikelnya yang lain adalah tentang penyakit jantung yang ada di dalam Kitab Adwiyat al-Qalbiyah (risalah obat untuk sakit jantung). Kitab ini diterjemahkan Arnold of Villanova dengan judul De Viribus Cordis di Spanyol. Karya lainnya, Urjuzah fit Tibb, sebuah manual medis, dibahasalatinkan oleh Armengaud Blasius (meninggal tahun 1312) menjadi Cantica di Montpellier, Perancis. Termasuk, risalah penyakit malaria yang diadopsi sembilan abad kemudian oleh Prof Wagner von Jauree dari Vienna sehingga menerima Nobel bidang fisiologi tahun 1927.
Buku-buku karangan beliau meliputi berbagai bidang Ilmu, dari falsafah Umum, Logika, Sastra, ilmu alam psychologi, kedokteran, kimia, matematika dan lainnya termasuk tafsir Al Quran. Buku karangan beliau yang paling terkenal adalah Al Qonun fit Thibb (Canon of medicine = konstitusi ilmu kedokteran) dan As Syifa (buku tentang pengobatan/penyembuhan). Mendapat pencapaian yang tinggi dalam ilmu perubatan dan mengajar para doktor untuk menambahkan ilmu mereka. Memperoleh penghormatan setelah berjaya merawati Putera Nuh Ibn Nas al-Samani dengan dibenarkan menggunakan perpustakaan istana yang kaya dengan buku yang sukar diperolehi dan mendapat ilmu yang banyak dari situ. Kelayakan membolehkannya menerima gelaran Mahaguru Pertama (al-Syaikh al-Ra�is).
Pada tahun 1010 beliau pernah menjadi buronan Penguasa Amir Syamsud Dawlah dan pada tahun 1022 beliau dipenjarakan selama 4 bulan. Namun masa penjara ini menjadi kan hikmah bagi beliau dengan menghasilkan 3 buah karya buku yang bernilai tinggi yaitu : Al Hidayah, Al Hayy bin Yaqzhan dan Kitab al Qaulanj. Beliau memilih aliran al-Farabi dalam bidang falsafah dan mengatasinya dalam penyusunan ilmu falsafah dan sains Islam. Digelar guru ketiga dalam ilmu logik kerana cemerlang. Begitu juga dalam syair, prosa, matematik, falak dan muzik. Menghasilkan buku2 seperti al-Qanun dan al-Najah. Beliau berpendapat, ilmu matematik boleh digunakan untuk mengenal Tuhan. Percaya bahwa tanpa tubuh yang tahan, ubat pun tidak berguna. Pada bulan Ramadhan tahun 428 H/1037M beliau meninggal di Hamadhan Iran pada usia 58 tahun
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment