Tokoh Peletak Dasar Sosiologi

Ibnu Khaldun adalah seorang pemikir yang lahir dalam keluarga politik di Tunisia pada tahun 1332. Nama lengkapnya Abdurrahman bin Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Al Hasan bin Jabir bin Muhammad bin Ibrahim bin Abdurrahman bin Ibn Khaldun. Beliau dikenal sebagai bapak sosiologi dan politik. Ayahnya seorang pemerintah tentera, ulama dan ahli bahasa. Keluarganya sendiri bukan berasal dari Tunisia, mereka hijrah ke Tunisia dari Seville, wilayah Spanyol yang berpenduduk Islam. Mula belajar al-Qur�an dari ayahnya dan belajar tafsir, Hadith, fiqh, bahasa dan sastera. Setelah umur 16 tahun, mula belajar ilmu logik dan falsafah. Ia menjalin hubungan rapat dengan keluarga pemerintah Morocco pada 1347M. Ibnu Khaldun banyak belajar di Tunisia dan Fez , ia mempelajari Qur'an, Hadits, cabang-cabang ilmu Islam lainnya seperti ilmu teologi dialektikal dan hukum-hukum Islam. Dengan semangat belajar dan keingintahuannya yang besar, ia juga mempelajari matematika, astronomi, filosofi dan literatur Arab. Ini yang menjadikannya dalam usia belasan sudah bekerja pada Sultan Barquq, seorang Kaisar di Mesir.



Sebelum dikenal sebagai penulis buku yang kelak menjadi adi karya dalam sejarah dunia, Ibnu Khaldun banyak menghabiskan waktu, tenaga dan kepandaiannya bergelut dengan dunia politik praktis. Ia bekerja untuk pemerintah Tunisia dan Fez (Maroko), Granada (Islam Spayol) dan Biaja (di Afrika Utara). Tahun 1375 ia mengasingkan diri ke Granada, Spanyol, dari Afrika Utara karena melarikan diri dari Turmoil di Afrika Utara. Ibnu Khaldun dipilih sebagai duta ke Castille untuk mengadakan perjanjian damai dengan Frederick 4. Ia mengasingkan diri ke tanah perkuburan di Timur Telemsan selama 4 tahun dan menulis buku yang sangat terkenal yaitu Muqaddimah. Ibnu Khaldun selain terkenal sebagai penulis sejarah dan manusia, dikenal juga sebagai seorang kritikus sejarah yang disegani. Ia pula yang mengenalkan ilmu analisa tentang peradaban manusia. Tak hanya itu faktor-faktor yang mendukung ilmu analisa ia kenalkan pula.



Al Muqaddimah merupakan karya monumental pertama yang memuat prinsip-prinsip politik, strata suatu masyarakat, dan teori dissintegrasi. Dalam karyanya itu, Khaldun memetakan masyarakat dengan interaksi sosial, politik, ekonomi, dan geografi yang melingkupinya. Pendekatan ini dianggap menjadi terobosan yang sangat signifikan. Menurutnya, organisme dapat tumbuh dan matang, karena sebab-sebab nyata yang mempengaruhinya. Pengaruh itu universal dan pasti. Tak ada kebetulan dalam sejarah sosial kecuali sebab dan akibatnya semata, sebagian jelas dan diketahui, sebagian lagi tidak. Formasi masyarakat, tulisnya, sebagai hasrat manusia untuk berkumpul, bersaing, lalu memperebutkan kepemimpinan. Mereka diikat dengan solidaritas ashabiyah (ungkapan pra-Islam) yang diarahkan oleh para pimpinannya. Ia memperkirakan bahwa solidaritas itu berlangsung empat generasi. Model ini menempatkan Ibn Khaldun sebagai penganut teori siklus sejarah. Masyarakat lahir, tumbuh, berkembang, lalu mati untuk diganti dengan yang lain. Demikian seterusnya.



Al Muqaddimah juga mengupas asal muasal suatu masyarakat, lahirnya kota dan desa, dan sebagainya. Karya emasnya itu hingga kini telah diterjemahkan ke berbagai bahasa, termasuk Indonesia. Muqaddimah telah membuat intelektual dunia dulu dan kini, di Timur dan Barat geleng-geleng kepala dibuatnya. Hasil pemikirannya yang sangat cemerlang, ditulisnya dalam buku itu. Bagian pertama bukunya, Al 'Ibar, sangat tajam, rasional dan analitik meninjau masalah-masalah manusia dan sejarah. Pada buku inilah Ibnu Khaldun, menurut banyak intelektual dunia, telah memberi arah pada ilmu-ilmu psikologi, ekonomi, lingkungan hidup dan sosial. Beliau juga menganalisa hubungan dinamis dan menggambarkan perasan-perasaan antar manusia. Al 'Asabiyya, memberi pandangan baru pada kekuatan penduduk dan politik.



Ada satu satu pernyataan atau argumen Ibnu Khaldun yang sampai saat ini masih dibuat pijakan banyak ilmuwan. "Sejarah ada subyek menuju hukum-hukum universal," begitu katanya. Ini adalah satu contoh bagaimana Ibnu Khaldun dijadikan rujukan dunia sosiologi internasional. Pemikiran-pemikiran Ibnu Khaldun saat itu sebenarnya sudah sangat maju, misalnya saja ia berpendapat bahwa kehidupan beragama adalah satu hal pokok yang mampu menyatukan jazirah Arab saat itu. Tahu sendiri kan, berapa banyak suku dan bani yang ada di sana. Apalagi tipikal orang padang pasir kan panas-panas bawaannya. Tak hanya itu, Ibnu Khaldun pun jauh hari sudah menyimpulkan beberapa penyebab kehancuran sebuah negara atau pemerintahan. "Ketidakadilan, kekecewaan rakyat dan tirani adalah langkah awal kehancuran sebuah negara," begitu katanya. Dan saat ini banyak contoh yang bisa kita lihat betapa tiga hal yang disebutkan Ibnu Khaldun berabad-abad lalu benar adanya.



Selain sebagai sejarawan dan sosiolog, Ibnu Khaldun dikenal pula sebagai seorang pioneer atau perintis pendidikan modern. Ia seorang yang sangat percaya pada kekuatan akal bukan kekuatan fisik. Menurutnya kekuatan fisik hanya membuat seseorang menjadi malas, hipokrit dan pembohong besar. Pada tahun 1378 pulang ke Tunisia dan tahun 1382 menerima jabatan hakim di Mesir dan menumpukan perhatian dalam pengajaran. Ibnu Khaldun meninggal dunia pada tahun 1406 di Kaherah. Ia pernah menulis buku dalam banyak bidang. Buku Muqaddimah Ibn Khaldun membincangkan tamadun manusia, geografi, pembangunan yang luas dan keadaan semasa masyarakat. Pengalaman yang diperoleh sewaktu merantau menjadikan dirinya seorang yang berwibawa dan penuh pengalaman. Ia merupakan peletak dasar dan penyumbang besar dalam ilmu kemasyarakatan. Begitu juga dalam dunia pendidikan, pendapatnya yang terkenal ialah perlakuan kasar terhadap pelajar memberi kesan negatif dalam usaha menyampaikan ilmu pengetahuan.

Share on :

0 comments:

Post a Comment

 
© Copyright Tokoh Ternama All Rights Reserved.