Salman Rushdie (lahir di Mumbai, India, 19 Juni 1947; umur 64 tahun) adalah pengarang sejumlah buku berkebangsaan Inggris dan bertempat tinggal di Inggris. Ia merupakan seorang pengarang penting di akhir abad ke-20 yang terkenal karena campuran unik antara sejarah dan realisme magis dalam karyanya. Sebanyak 13 buku karangannya telah memenangi sejumlah penghargaan, termasuk Booker Prize untuk Midnight's Children pada 1981 dan Booker of Bookers untuk novelnya pada tahun 1993. Ia bersembunyi setelah Ayatollah Khomeini (pemimpin Iran) mengeluarkan fatwa pada tahun 1989 yang memerintahkan kaum Muslim untuk membunuhnya karena dianggap menghina Islam dalam bukunya yang berjudul The Satanic Verses.
Dalam buku yang ditulisnya tahun 1988 itu, Rushdie memasukkan Tuhan dalam Islam (Allah) sebagai tokoh dan banyak negara melarang buku ini. Mereka menemukan buku ini menyerang Islam dan melarang sejumlah toko buku menjualnya. Pemimpin Agung Iran saat itu Ayatollah Khomeini berpidato di radio tentang Rushdie. Ia berkata bahwa Rushdie telah keluar dari Islam (murtadin). Rushdie dan sang penerbit buku diberi fatwa mati. Pada 1989, pemerintah Inggris mulai melindungi Rushdie. Pada 7 Maret 1989 Iran memutuskan hubungan diplomatik dengan Inggris karena masalah ini. Pada 1990, Rushdie menulis esai, mencoba membuktikan ia masih beriman pada Islam.
Istri pertamanya adalah Clarissa Luard, dengan masa pernikahan 1976-1987 dan lahir seorang anak bernama Zafar Rushdie. Istri keduanya adalah seorang novelis Amerika bernama Marianne Wiggins, yang menikah pada 1988 dan cerai pada 1993. Istri ketiganya adalah Elizabeth West (1997-2004) dengan seorang anak bernama Milan Rushdie. Sejak 2004, ia menikahi aktris dan model India Padma Lakshmi dan kemudian bercerai pada pertengahan 2007.
Pada 16 Juni 2007, Salman Rushdie memperoleh anugerah gelar kebangsawanan dari Ratu Elizabeth II. Bersama seorang wartawan CNN dan agen ganda KGB, ia menerima gelar ksatria yang menandai perayaan ulang tahun Ratu Elizabeth II. Iran mengecam keputusan Inggris untuk menganugerahi gelar ksatria kepadanya dan mengatakan penganugerahan itu menghina dunia Islam. Penganugerahan gelar keksatriaan (knighthhood) telah memicu pertengkaran diplomatik dengan sejumlah negara. Menurut kantor berita IRNA, Kementerian Luar Negeri Iran memanggil Duta Besar Geoffrey Adams dan menyatakan bahwa keputusan pemberian gelar merupakan "langkah provokatif" yang membuat berang kaum Muslim. Pakistan juga memanggil Komisioner Tinggi Inggris Robert Brinkley.
Publikasi buku :
Grimus (1975)
Midnight's Children (1981)
Shame (1983)
The Jaguar Smile: A Nicaraguan Journey (1987)
The Satanic Verses (1988)
Haroun and the Sea of Stories (1990)
Imaginary Homelands: Essays and Criticism, 1981 - 1991 (1992)
East, West (1994)
The Moor's Last Sigh (1995)
The Ground Beneath Her Feet (1999)
Fury (2001)
Step Across This Line: Collected Nonfiction, 1992 - 2002 (2002)
Shalimar the Clown (2005)
The Satanic Verses - Ayat-Ayat Setan
The Satanic Verses adalah novel ke-empat karya Salman Rushdie, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1988, dan sebagian terinspirasikan dari kisah hidup Muhammad. Judulnya merujuk pada apa yang diketahui sebagai ayat-ayat setan. Dalam novel ini, sang tokoh utama yang bernama Mahound (yang kemungkinan besar merujuk pada Muhammad) diceritakan secara kilas balik paralel dengan dua tokoh utama lainnya Gibreel Farishta dan Saladin Chamcha.
Di Britania Raya, novel ini diterima dengan baik oleh para kritikus, dan menjadi finalis Booker Prize tahun 1988, walaupun dikalahkan oleh Oscar and Lucinda karya Peter Carey yang memenangkan Whitbread Award 1988 untuk novel terbaik tahun itu. Namun di komunitas Muslim, novel ini menghasilkan kontroversi yang luar biasa. Buku ini tidak boleh beredar di India, dan banyak dibakar pada demonstrasi di Britania Raya. Novel ini juga menyulutkan kerusuhan di Pakistan pada tahun 1989. Sekitar 20 aktivis Partai Aliansi Islam Malaysia (PAS) berdemonstrasi di depan Gedung Komisi Tinggi Inggris di Kuala Lumpur.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment