Trenggalek - Kaseni, warga di Desa Semarum, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek Jawa Timur, secara tidak sengaja menemukan sebuah situs budaya yang diduga merupakan candi kuno peninggalan masa Kerajaan Majapahit. Saat itu Kaseni dan saudaranya Qosim sedang menggali tanah untuk bahan pembuat batu bata, namun baru kedalaman sekitar 20 centimeter menemukan banguan tsb, karena penasaran digali terus ternyata masih ada dan kemungkinan ukurannya ini cukup besar.
Saat diukur dimensi batu bata situs tersebut lebih besar dibanding ukuran bata jaman sekarang, yakni panjang mencapai 34 sentimeter, lebar 21 sentimeter, dan dengan ketebalan mencapai 10 sentimeter. Kalau ketinggian bangunan sekitar 1,5 meter dengan ketebalan tembok lebih dari 60 sentimeter, ini sudah coba gali dan kemungkinan tingginya cuma segitu. Kaseni memperkirakan bangunan kuno tersebut memiliki panjang lebih dari 25 meter.
Sementara itu, Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Trenggalek, meninjau lokasi penemuan memperkirakan situs tersebut adalah peninggalan zaman Kerajaan Majapahit pada abad ke-13. Indikasi itu setidaknya terlihat dari struktur bangunan dan bahan bangunan yang merupakan ciri khas bangunan pada masa Kerajaan Majapahit. Pihaknya berencana melaporkan penemuan situs kuno itu ke Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan, Mojokerto untuk dilakukan penelitian guna mengatahui umur serta peradabannya.
TRENGGALEK - Penemuan situs candi kuno di Desa Semarun, Kecamantan Durenan, Kabupaten Trenggalek, kini mulai mendapat perhatian khusus untuk ditindaklanjuti dengan langkah penelitian. Lokasi penemuan sudah mulai diidentifikasi dan hasilnya masih dirapatkan tim peneliti dari alai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Trowulan wilayah Tulungagung-Trenggalek.
BP3 Trowulan - Mojokerto, menurutnya, mulai meneliti penemuan situs candi kuno di Desa Semarum tersebut, untuk bisa memastikan peradaban serta tahun pembuatan situs tersebut. Terkait itu harus dilakukaan penelitian lebih mendalam oleh Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta karena BP3 Trowulan itu sifatnya hanya sebatas melakukan identifikasi awal, selanjutnya hasil itu akan dilaporkan ke Balar Yogyakarta untuk ditindak lanjuti dan dilakukan penggalian. Tim BP3 rencananya akan kembali mendatangi lokasi untuk melakukan pengambilan foto bangunan bersejarah tersebut sebagai data tambahan sebelum dilaporkan ke balai akreologi.
Sementara itu, dari pengamatan bentuk batu bata serta susunan bangunannya, diperkirakan situs yang ditemukan oleh Kaseni dan Qosim tersebut merupakan pagar sebuah candi. Setelah dilakukam pengukuran ternyata panjangnya mencapai 24 meter dan biasanya pagar sebuah candi itu bentuknya adalah persegi bukan persegi panjang. Bangunan kuno yang terbuat dari susunan batu bata dimungkinkan merupakan peninggalan masa Kerajaan Majapahit karena ciri khas utama dari banguanan peninggalan Majapahit itu adalah batu batanya itu.
Diperkirakan situs-situs serupa banyak terdapat di bantaran sungai Durenan, mengingat pada masa kejayaan Majapahit, aliran sungai menjadi salah satu modal transportasi utama. Ada temuan yang lain di Desa Kamulan yang batuannya mirip dengan yang di Semarum tapi kondisnya sudah berserakan. Terkait laporan temuan lain itu, tim BP3 Trowulan berencana melakukan penyisiran di sejumlah lokasi di Kecamatan Durenan yang dimungkinkan terdapat benda-benda serta bangunan peninggalan masa kerajaan dan akan didatangi lokasinya sesuai informasi dari Dinas Pariwisata Trenggalek.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment