Nabi Muhammad saw dilahirkan di Makkah pada hari Senin 12 Rabiul Awwal Tahun Gajah yang bertepatan dengan bulan Agustus 570 M di rumah kakeknya Abdul Muttalib. Muhammad lahir di suatu tempat yang waktu itu merupakan daerah yang paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni maupun ilmu pengetahuan. Dibesarkan dalam situasi sekitar yang sederhana dan rendah hati. Disebut tahun Gajah karena pada tahun tersebut adalah tahun di mana Abrahah Gubernur Ethiopia di wilayah kekuasaan Yaman, memimpin pasukan gajah ke Makkah untuk menghancurkan Ka'bah.
Ayahanda Nabi Muhammad adalah Abdullah dan ibunya bernama Aminah putri dari Wahab. Nabi Muhammad bila diruntut nasabnya akan bertemu kepada nabi Ismail putra nabi Ibrahim : Nabi Muhammad putra Abdullah, putra Abdul Muttalib, putra Hashim, putra Abdul Manaf, putra Qushai, putra Kilab, putra Murrah, putra Kaab, putra Luai, putra Ghalib, putra Fihir, putra Malik, putra Al Nadhar, putra Kanana, putra Khuzaima, putra Madraka, putra Ilias, putra Mudir, putra Nizar, putra Ma'ad, putra Adnan, silsilah Adnan bertemu sampai pada Kedar putra dari Nabi Ismail, putra Nabi Ibrahim. Kakek Nabi Muhammad, Abdul Muttalib adalah pemimpin suku Quraisy yang dihormati oleh suku-suku di wilayah Mekkah, ibunda Nabi adalah wanita keturunan terhormat dan silsilahnya dari suku yang sama.
Ayahanda Nabi, Abdullah meninggal beberapa minggu sebelum kelahiran beliau di Yatsrib pada saat mengunjungi saudara-saudara ibunya sehabis pulang dari Suria untuk berdagang. Ibunda beliau meninggal pada saat perjalanan pulang dari Yatsrib di suatu tempat yang dikenal dengan nama Abwa pada saat beliau berumur 6 tahun. Kemudian beliau diasuh oleh kakeknya Abdul Muttalib sampai berumur 8 tahun kemudian kakeknya meninggal juga. Setelah kakeknya meninggal beliau diasuh oleh pamannya Abu Talib bersama tiga keponakannya; Ali, Jaafar, dan Akeel. Dibawah asuhan pamannya Abu Talib mulailah Nabi Muhammad menjadi seorang bisnisman dan pedagang. Beliau tumbuh dewasa dan terkenal dengan kejujuran beliau, keadilan, rendah hati dan kemauan yang keras. Pada saat umur dua belas tahun beliau mendampingi pamannya dalam kafilah dagang ke Siria. Nabi Muhammad terkenal dengan gelar "al Amin" karena sifat beliau yang dapat dipercaya oleh penduduk Mekkah dan sekitarnya. Gelar al Amin artinya yang jujur, kepercayaan dan pemberian gelar ini yang mana hal ini adalah standar moral tertinggi bagi kehidupan di masyarakat.
Pada saat beliau berumur dua puluh lima tahun, Khadijah menawari Nabi Muhammad untuk menikah dengannya dan beliau menerima tawaran tersebut. Beberapa pemuka Quraisy pernah melamarnya tetapi ditolaknya. la yakin mereka itu melamar hanya karena memandang hartanya. Pada saat itu Khadijah sudah dua kali menjanda dan berumur empat puluh tahun. Nabi Muhammad dengan Khadijah mempunyai enam anak : empat anak perempuan dan dua anak laki-laki. Anak yang pertama Qasim meninggal saat berumur baru dua tahun dan beliau juga dipanggil �Abu Qasim" yang artinya bapaknya Qasim. Anak yang kedua bernama Abdullah meninggal dalam peperangan. Abdullah juga dipanggil "tayyab" dan "tahir" karena dilahirkan setelah masa kenabian. Empat putri beliau adalah : Zainab, Ruqayyah, Umm Kulthum dan Fatimah.
Tempat suci Ka'bah saat itu masih dipenuhi dengan berhala-berhala yang berjumlah sekitar 360 berhala. Ajaran tauhid murni Nabi Ibrahim telah hilang bercampur dengan khurofat dan adat jahiliyah untuk mengunjungi tempat suci Ka'bah serta beberapa tamu dari berbagai tempat yang memakainya untuk penyembahan berhala-berhala. Pada saat itu, masih ada kelompok kecil yang terdiri dari pria maupun wanita yang menghindari tercemarnya peribadatan di tempat suci Ka'bah dan menjaga kemurnian agama Ibrahim. Selama waktu ziarah tersebut mereka menjauhkan diri dari keramaian orang berkhalwat dan mendekatkan diri kepada tuhan mereka dengan bertapa dan berdoa, mengharapkan diberi rezeki dan pengetahuan. Pengasingan untuk beribadat semacam ini mereka namakan tahannuf dan tahannuth.Nabi Muhammad adalah termasuk golongan tersebut, berkhalwat di gua untuk mendalami pikiran dan renungan yang berkecamuk dalam dirinya. Juga ditempat ini beliau mendapatkan ketenangan dalam dirinya. Dipuncak Gunung Hira sejauh dua farsakh sebelah utara Mekah terletak sebuah gua yang baik sekali buat tempat menyendiri dan tahannuth. Sepanjang bulan Ramadlan tiap tahun beliau pergi kesana dan berdiam ditempat itu cukup hanya dengan bekal sedikit yang dibawanya, beliau bertekun dalam renungan dan ibadat jauh dari segala kesibukan hidup dan keributan manusia untuk mencari Kebenaran.
Tatkala Nabi sedang dalam keadaan tidur dalam gua itu seorang diri di tengah malam yang gelap gulita, datanglah malaikat Jibril dengan suara yang keras dan terkejutlah beliau, apalagi selama ini beliau belum pernah mengenalnya sehingga beliau terbangun dengan perasaan terkejut dan takut, hati berdebar-debar, tubuh gemetar, apalagi pada saat beliau dipeluk erat-erat seraya berkata kepada beliau : iqra' "bacalah" dengan ketakutan beliau menjawab : "ma aqra" saya tidak dapat membaca. Kemudian malaikat Jibril berkata lagi : iqra' "bacalah" masih dalam keadaan ketakutan beliau kemudian menjawab "madzh aqra"' apa yang akan saya baca. Seterusnya malaikat itu berkata:
"Bacalah! Dengan nama Tuhanmu Yang rnenciptakan. Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah. Dan Tuhanmu Maha Pemurah. Yang mengajarkan dengan pena. Mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya. " (Qur�an, 96:1-5)
Setelah rupa malaikat itu menghilang Nabi Muhammad pulang sudah berisi wahyu yang disampaikan kepadanya dengan jantungnya berdenyut dan hatinya berdebar-debar. Dijumpainya Khodijah sambil berkata: "Selimuti aku! Selimuti aku!" beliau segera diselimuti. Tubuhnya menggigil seperti dalam demam. Setelah rasa ketakutan itu berangsur reda dipandangnya istrinya sambil bertanya : "Khadijah, kenapa aku?" katanya dan menceritakan apa yang terjadi tadi. Dengan tenang dan pandangan penuh hormat Khadijah menatap beliau, seraya berkata :
"Oh putra pamanku. Bergembiralah dan tabahkan hatimu. Demi dia yang memegang hidup Khadijah, aku berharap kiranya engkau akan menjadi Nabi atas umat ini. Sama sekali Allah takkan mencemoohkan kau, sebab engkau yang mempererat tali kekeluargaan, jujur dalam kata-kata, kau yang mau memikul beban orang lain dan menghormati tamu dan menolong mereka yang dalam kesulitan atas jalan yang benar."
Kemudian Nabi pun merasa tenang kembali. Untuk lebih meyakinkannya Khadijah menyarankan agar mereka berkonsultasi pada sepupunya Waraqah yang telah mempelajari kitab suci dan dapat memberi mereka nasehat yang lebih pasti. Waraqah tidak ragu sedikitpun. "Suci! Suci!" dia berseru seketika : �Jika kau telah berkata yang sebenarnya padaku, oh Khadijah, telah datang dalam dirinya Namus terbesar yang pernah mendatangi Musa sebelumnya dan benar dialah Nabi dari masyarakatnya." Lain waktu ketika dia menjumpai Muhammad di Ka'bah orang Kristen itu berlari menghampiri Nabi baru dari Tuhan yang Maha Esa itu dan mencium keningnya.
Setelah turun ayat dari wahyu pertama mengawali kenabian beliau, wahyu itu mengalami masa vakum selama hampir dua tahun. Itulah waktu kesedihannya yang luar biasa. Kefakuman (ketenangan) itu tampak menghancurkan sampai kemudian datang Surat al-Fajr dengan keyakinan yang melimpah.
"Demi terangnya siang dan kesedihan malam! Tuhanmu tidak rnengabaikan atau membencimu dan yang Terakhir pasti lebih baik bagimu dari pada yang Pertama. Tuhanrnu senantiasa memberi, dan hendaknya engkau puas. Tidakkah Dia temukan dirirnu bersalah dan membimbingmu? Tidakkah Dia rnenemukanrnu sangat membutuhkan lalu rnencukupirnu?Karena untuk anak yatim jangan kau tekan dia, untuk para pengemis jangan kau hardik dia dan untuk berkah Tuhan, muliakanlah!.
Nabi Muhammad memulai misinya. Beliau telah belajar mempercayai bahwa pengalaman-pengalamannya datang langsung dari Allah. Keyakinan ini membutuhkan keberanian namun beliau telah berketatapan untuk melangkah. Beliau menerima interprestasi Waraqah atas pengalamannya bahwa beliau dipilih sebagai Nabi orang Quraisy. Kini beliau harus memulai dakwahnya pada rakyatnya. Waraqah memperingatkan bahwa ini bukan hal yang mudah. Dia sudah tua dan mengkin hidup tak lama lagi katanya pada Nabi Muhammad. Namun dia berharap dapat terus hidup untuk menolong beliau bila orang-orang menolak seruan beliau. Nabi Muhammad ketakutan mendengar hal ini. Apakah benar-benar akan menolaknya tanyanya setengah putus asa. Waraqah dengan sedih mengatakan bahwa seorang Nabi selalu tidak mendapat penghargaan yang sepantasnya di negerinya sendiri. Akan kita lihat bahwa Nabi Muhammad sangat berhati-hati ketika beliau mulai menyebarkan wahyu Allah. Beliau tahu apa yang diajarkannya akan dianggap aneh. Tetapi bagaimanapun juga Nabi Muhammad harus siap menerima misi berbahaya ini.
Pada tahun-tahun awal misinya Nabi Muhammad hanya berbicara pada orang-orang tertentu terutama pada keluarganya. Khadijah menerima kenabian beliau sejak awal dan semua anggota keluarga beliau mengikutinya : Ali, Zaid, dan empat anak perumpuan Nabi. Namun kekecewaan beliau yang paling besar adalah bahwa paman-pamannya Abu Thalib, Abbas dan Hamzah tidak tertarik. Abu Thalib mengatakan pada Nabi Muhammad bahwa tak mungkin baginya meninggalkan agama kakek moyangnya, sebuah alasan umum suku Quraisy untuk menolak ajaran Nabi. Namun Abu Thalib menghormati Nabi Muhammad secara pribadi meskipun kemudian menjadi semakin sulit dia tetap bertindak sebagai pelindung resmi Nabi Muhammad. Sebagai kepala klan Hasyim dukungan Abu Thalib sangat penting bagi Beliau.
Namun anggota lain dalam keluarga Nabi benar-benar menerimanya sebagai Nabi, termasuk anak Abu Thalib, Ja'far teman dekat dan sepupunya Abdullah bin Jahsy dan saudara perempuannya Zainab serta saudara lelakinya Ubaidullah. Ubaidullah adalah seorang hanif yang telah lama mencari bentuk alternatif monoteisme. Para istri Abbas dan Hamzah tidak sabar dengan keragu-raguan para suami mereka : Ummu Fadhl dan Salamah segera menjadi Muslim, begitu pula istri Ja'far, Asma' dan bibi Nabi, Shafiyah binti Abdul Muthalib. Ummu Aiman perempuan yang dibebaskan oleh Nabi juga bergabung dengan kelompok ini. Dulu dia budak perempuan kecil yang diberikan ayah Nabi Muhammad, Abdullah kepada Aminah bersama lima ekor unta.
Di masa-masa awal ini Rasulullah mendapat pengikut yang sangat penting dari luar lingkup keluarganya yaitu ketika temannya Attiq bin Utsman yang lebih dikenal sebagai Abu Bakar masuk Islam. Abu bakar membawa banyak orang muda di Mekkah ke agama Allah termasuk dari klan-klan yang lebih berkuasa. Antara lain ; Khalid bin Sa'id putra seorang pemodal yang penting Abdi Syams. Saudagar dan bangsawan muda Utsman bin Affan dan Thalhah bin Ubaidullah dari klan Taim yang adalah sepupu Abu Bakar.
Setelah kurang lebih tiga tahun lamanya Rasulullah melakukan dakwah secara sembunyi-sembunyi sampai orang yang telah beriman dan mengikuti seruan beliau berjumlah 39 orang. Semuanya taat dan patuh kepada agama yang dibawa oleh Rasulullah saw, Beliau menerima wahyu yang berbunyi :
"Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. Sesungguhnya Kami memelihara kamu dari (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olokan (kamu). (al Hijr: 94-95).
Kemudian diterima lagi wahyu yang berbunyi :
"Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikuti kamu, yaitu orang-orang yang beriman. Jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah, "sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan." (asy Syu'ara' : 214-216).
Kaum Quraisy semakin menjadi-jadi mengganggu Rasulullah dan menyiksa para pengikut-pengikut beliau. Periode ini adalah periode yang paling dahsyat yang pernah dialami sejarah umat Islam. Baik Rasulullah atau mereka yang menjadi pengikutnya bukanlah orang-orang yang menuntut harta kekayaan, kedudukan atau kekuasaan, melainkan orang-orang yang menuntut kebenaran serta keyakinannya akan kebenaran itu. Karena dahsyatnya siksaan kaum kafir Quraisy kepada para pengikut Rasulullah, kemudian mereka memutuskan untuk Hijrah ke Abisinia. Meskipun demikian Rasulullah juga sempat terhibur dengan masuknya paman beliau Hamzah dan Umar bin Khattab.
Pada tahun ke-10 kenabian Muhammad kedatangan dua puluh orang utusan dari kaum Nasrani Najran. Mereka memerlukan datang ke Mekkah untuk menghadap Rasulullah dengan tujuan hendak membuktikan dengan kepala sendiri betulkah beliau seorang nabi dan Rasul Allah. Mereka datang karena di Najran mereka mendengar berita yang disiarkan oleh umat Islam yang hijrah ke negeri Habasyah bahwa nabi atau rasul Allah yang pernah diberitakan (dinubuatkan) dalam kitab suci mereka telah dibangkitkan di kota Mekkah dan telah menyiarkan seruannya di tengah-�tengah bangsanya.
Setibanya mereka di kota Mekah, dengan diam-diam mereka mencari-cari Rasulullah. Tidak berselang beberapa hari bertemulah mereka dengan Rasulullah di Ka'bah. Kemudian mereka duduk bersama-sama di depan Rasulullah dan bercakap-�cakap serta menyampaikan beberapa pertanyaan kepada Nabi saw. Para pembesar Quraisy menyaksikan dari tempat pertemuan mereka di kanan-kiri Ka'bah. Utusan dari Najran meneliti dan memperhatikan benar-benar sifat-sifat dan pribadi Nabi. Mereka mencocokkan sifat-sifat Rasulullah dengan apa yang telah mereka ketahui di dalam Kitab Suci mereka.
Setelah mereka memperhatikan sifat-sifat dan pribadi Nabi dan selesai membicarakan segala sesuatu yang mereka kehendaki dari beliau, kepada mereka disampaikan agar mau mengikuti seruannya dan dibacakan beberapa ayat al Quran. Setelah mereka mendengar ayat-ayat al Quran yang beliau baca, mengalirlah air mata mereka. Dengan tulus ikhlas mereka lalu mengikuti seruan Nabi saw dan beriman kepada beliau. Mereka sadar bahwa sifat-sifat yang ada pada diri Nabi Muhammad sesuai dengan apa yang tertera dalam Kitab mereka.
Pada tahun itu juga dua orang yang dicintai beliau dan mendukung segala dakwah yang dilakukan oleh Rasulullah meninggal dunia, Istri tercinta beliau Khadijah dan paman beliau Abu Talib. Sebagai seorang manusia Rasulullah pun merasa sedih dan susah tatkala ditinggal oleh mereka yang seakan-akan menjadi tulang punggung beliau selama ini dan beliau sangat berduka dan pedih hatinya. Tidak ada kepedihan dan kedukaan yang lebih besar yang beliau rasakan selama sepuluh tahun kenabian kecuali pada saat itu sehingga tahun ini banyak disebut orang dengan "'aam al Huzni" tahun kesedihan.
Pada musim haji tahun 620, ketika Rasulullah berkunjung dari satu kemah ke kemah lainnya beliau menjumpai 6 orang dari Yatsrib. Rasulullah duduk bersama mereka dan menceritakan kepada mereka tentang misinya dan membacakan al Quran. Kali ini bukannya mendapat kekasaran dan penolakan, beliau mendapati orang Arab yang penuh perhatian dan bersemangat. Ketika beliau selesai berbicara mereka saling memandang satu dengan yang lainnya dan berkata bahwa ini pasti sang Nabi yang sering dibicarakan orang-orang Yahudi di Yastrib. Selama bertahun-tahun orang-orang Yahudi itu telah mencela tetangganya kaum penyembah berhala dengan kisah-kisah seorang Nabi yang akan menghancurkan mereka seperti suku�-suku kuno Arab Ad dan Aram dibinasakan. Seketika itu juga mereka melihat bahwa Muhammad dapat memecahkan banyak masalah yang tak dapat diatasi di Yatsrib.
Adapun keenam orang tersebut itu adalah As'ad bin Zurarah dari bani an Najjar, Rafi bin Malik dari bani Zuraik, Auf bin Harits dari Bani an Najjar, Quthbah bin Amir dari Bani slamh, Uqbah bin Amir dari Bani Hiram dan Jabir bin Abdiwah dari Bani Ubaid. Setelah enam orang tersebut menerima dakwah Islam Rasulullah mengajak mereka pindah ke tempat yang lebih sunyi yakni suatu tempat yang terletak di bawah bukit Aqabah dan di tempat itulah mereka menerima Islam. Setelah berunding mereka menyatakan percaya dengan sungguh-sungguh terhadap kerasulan Nabi Muhammad saw dan mengharapkan mereka untuk bersatu dan saling menolong untuk menyiarkan agama Islam. Setelah keenam orang tersebut kembali ke Madinah mereka menyiarkan keislamannya kepada seluruh penduduk Madinah sekaligus mengembangkan seruan Rasulullah ke tengah-tengah masyarakatnya. Mereka menceritakan adanya seorang Nabi dan Rasul terakhir yang dibangkitkan di kota Mekah. Oleh sebab itu nama Nabi Muhammad menjadi terkenal di kalangan penduduk Madinah padahal beliau belum pernah datang kesana.
Pada musim haji berikutnya yaitu tahun ke 12 dari kenabian sebagaimana telah mereka janjikan sendiri, lima dari enam orang tersebut datang lagi ke Mekah bersama dengan kawan-kawan mereka dari Yatsrib sebanyak tujuh orang jadi mereka berjumlah dua belas orang. Kedua belas orang ini kemudian di bai'at oleh Nabi dan mereka akhirnya menjadi penolong dan pembela Rasulullah. Demikian juga pada musim haji berikutnya ada 75 orang lagi yang datang, 73 laki-laki dan dua perempuan. Nabi membai'at 75 orang tersebut dan mereka juga siap untuk melindungi Rasulullah. Sejak kembalinya orang-orang yang telah dibaiat oleh Nabi saw ke Madinah, makin hari makin banyak penduduk Madinah yang masuk Islam.
Akan tetapi kaum muslimin yang tinggal di Mekah terutama Rasulullah sangatlah menderita. Mereka mengalami kesulitan dan kesengsaraan akibat perbuatan kaum musyrikin Quraisy. Setelah kaum musyrikin Quraisy mendengar berita bahwa orang-orang dari golongan Aus dan Khazraj di Madinah telah banyak yang mengikuti seruan Nabi saw dan mengadakan perjanjian tolong-menolong dengan beliau, bertambah hebat perbuatan mereka merintangi dan mengancam kaum muslimin di Mekah. Setiap hari Nabi terus-menerus menerima berita dari sahabat-sahabatnya, baik laki-laki maupun perempuan yang dianiaya oleh kaum musyrikin Quraisy. Oleh sebab itu beliau memerintahkan kepada sahabat-sahabatnya supaya hijrah ke Madinah. Hanya sahabat Abu Bakar dan Ali serta keluarga Nabi yang tidak beliau perintahkan untuk pindah. Mereka menemani dan menjaga beliau di Mekah sebelum beliau mendapat perintah hijrah dari Allah. Kaum muslimin segera berkemas-kemas untuk pindah ke Madinah. Seorang demi seorang, sepasang demi sepasang dengan diam-diam berangkat pada tengah malam menuju Madinah.
Abu Jahal akhirnya mengusulkan untuk menyingkirkan Rasulullah tanpa menyebabkan pertumpahan darah. Setiap klan/keluarga akan memilih laki-laki muda yang kuat dan punya hubungan luas sebagai wakil. Anak-anak muda ini akan membunuh Muhammad bersama-sama. Gerombolan anak-anak muda itu segera direkrut. Mereka berkumpul di luar rumah Rasulullah. Namun mereka terganggu mendengar suara Saudah dan anak-anak perempuan Rasulullah dari jendela. Sangat memalukan untuk membunuh seorang laki�-laki di hadapan anak-anak dan istrinya. Mereka memutuskan untuk menunggu sampai dia meninggalkan rumah di pagi hari. Salah seorang anggota konspirasi itu melongok melalui jendela dan melihat Rasulullah sedang berbaring di tempat tidurnya terbungkus selimut. Mereka tidak menyadari bahwa beliau mengetahui rencana mereka melalui malaikat Jibril dan beliau telah melarikan diri melalui jendela belakang. Beliau meninggalkan Ali yang menunda hijrahnya untuk membantu Rasulullah menyelesaikan urusannya. Ali lah yang berbaring di tempat tidur mengenakan pakaian Muhammad. Ketika Ali keluar rumah keesokan harinya dalam selimut Rasulullah para anak muda itu menyadari bahwa mereka telah tertipu. Suku Quraisy menawarkan hadiah seratus unta betina kepada siapapun yang dapat membawa kembali Muhammad dalam keadaan mati atau hidup. Sementara itu ummat Muslim di Madinah telah sangat mengharapkan kedatangan Nabi Muhammad. Pada pagi hari tanggal 4 September 622 seorang Yahudi melihat rombongan Nabi dan berteriak kepada kaum Anshar : "Putra-putra Qailah! Dia datang, dia datang! Seketika itu laki-laki, perempuan dan anak-anak bergegas keluar menjumpai Sang Pengelana yang tengah beristirahat di bawah pohon Kurma.
Sejak saat itu terbentuklah suatu kelompok suku yang tidak terikat oleh hubungan darah tetapi oleh persamaan ideologi, sebuah inovasi mengagumkan dalam masyarakat Arab. Tidak seorangpun dipaksa masuk agama berkitab suci al Qur'an, tetapi orang-orang Islam, para pemuja berhala, dan Yahudi, yang semuanya menjadi anggota dari satu masyarakat tidak bisa menyerang satu sama lain dan berjanji untuk saling melindungi. Berita tentang "suku super" baru yang luar biasa ini segera menyebar dan walaupun pada permulaannya tidak seorang pun yang berharap akan mempunyai kesempatan untuk bertahan, namun suku baru tersebut membuktikan telah menjadi inspirasi yang akan membawa perdamaian di Arab sebelum wafatnya Nabi pada tahun 632, hanya 10 tahun setelah hijrah.
Di Dunia Barat Nabi Muhammad sering ditampilkan sebagai panglima perang yang mendesakkan Islam kepada dunia yang enggan menerimanya dengan kekuatan militer. Namun kenyataannya sungguh berbeda. Nabi Muhammad berperang untuk mempertahankan nyawanya sambil mengembangkan sebuah teologi peperangan demi keadilan menurut Al Quran dan tidak pernah memaksa siapa pun untuk berpindah ke agamanya. Al Quran pun dengan tegas menyatakan bahwa "tak ada paksaan dalam beragama." Di dalam Al Quran perang dipandang sebagai sesuatu yang mesti dijauhi. Satu-satunya perang yang diizinkan adalah perang untuk mempertahankan diri. Kadangkala perang diperlukan untuk menegakkan nilai-�nilai yang pantas.
Al Quran mengajarkan bahwa perang selalu buruk sekali. Kaum Muslim dilarang memulai kekerasan karena satu-satunya perang yang dibolehkan adalah berperang karena membela diri. Namun sekali mereka berada dalam perang, kaum Muslim harus bertempur dengan komitmen mutlak agar perang berakhir sesegera mungkin. Jika musuh telah mengajukan gencatan senjata atau menunjukkan arah ke perdamaian, muslim diperintahkan oleh al-Quran untuk mengakhiri kekerasannya segera sejauh syarat-syarat perdamaiannya tidak melanggar moral dan kehormatan. Namun al Quran juga berempati dengan menganggap tugas sakral untuk membawa konflik bersenjata ke penyelesaian secepatnya dan menghadapi musuh dengan gagah. Segala tindakan ragu-ragu yang dapat membuat konfliknya berlarut-larut tanpa batas waktu jelas harus dihindari.
Di dalam perjanjian Hudaibiya antara lain sudah menentukan, bahwa barang siapa yang ingin masuk ke dalam persekutuan dengan Nabi Muhammad boleh saja dan barangsiapa ingin masuk ke dalam persekutuan dengan pihak Quraisy juga boleh. Ketika itu Khuza'a masuk bersekutu dengan konfederasi Nabi Muhammad sedang Banu Bakr dengan pihak Quraisy Sebenarnya antara Khuza'a dengan Banu Bakr ini sudah lama timbul permusuhan yang baru reda setelah ada perjanjian Hudaibiya, masing-masing kabilah menggabungkan diri dengan pihak yang mengadakan perdamaian itu.
Pada akhir tahun orang Mekkah melanggar perjanjian dengan menyerang Banu Khuza'a pada malam hari di wilayah mereka sendiri dalam serangan mendadak. Tampaknya sebagian orang Quraisy membantu dan bersekongkol dengan mereka dalam serangan ini. Mereka memberi senjata pada Bakr dan konon Shafwan bahkan ikut ambil bagian dalam pertempuran. Khuza'ah langsung membalas dendam dan terjadi pertempuran antara dua suku ini diwilayah suci Mekkah sehingga Khuza'ah memohon bantuan pada Nabi Muhammad dan dia setuju datang membantu.
Inilah titik balik selanjutnya, Nabi Muhammad berparade ke Mekkah dengan pasukan berkekuatan 10.000 orang. Berhadapan dengan kekuatan sangat besar tersebut sebagai seorang pragmatis dan menyadari apa yang akan terjadi suku Quraisy mengaku kalah membuka pintu gerbang kota dan Nabi Muhammad mengambil alih Mekkah tanpa setetes darah pun yang tumpah. Dia menghancurkan patung-patung di seputar Ka'bah mempersembahkan tempat itu hanya untuk Allah, Tuhan Yang Esa dan mengubur upacara pemujaan berhala dan menggantinya dengan ibadah haji sesuai ajaran Islam. Tidak ada seorang pun suku Quraisy yang dipaksa masuk Islam. Ketika Nabi Muhammad wafat pada tahun 632 hampir semua suku Arab telah bergabung dengan umat Islam dalam konfederasi atau telah masuk Islam. Karena anggota umat tidak boleh saling menyerang, maka lingkaran mengerikan dari perang suku dan saling balas dendam telah berakhir. Seorang diri Nabi Muhammad telah membawa perdamaian di Arab yang terpecah �belah oleh perang.
Kehidupan dan jasa Nabi Muhammad akan mempengaruhi pandangan spiritual, politik dan etika umat Islam untuk selamanya. Nabi Muhammad menjadi contoh mendasar dari penyerahan diri yang sempurnya kepada Tuhan dan Muslim berusaha menyesuaikan kehidupan social dan spiritual mereka dengan standar tersebut. Penyerahan dirinya kepada Tuhan sangat menyeluruh sehingga dia bisa mengubah masyarakat dan memungkinkan bangsa Arab hidup berdampingan dengan damai. Dalam etimologi kata Islam berhubungan dengan salam (perdamaian) dan Islam memang menawarkan kesatuan dan kerukunan.
Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi. Berasal-usul dari keluarga sederhana Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia yaitu Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang pemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar.
Suku Bedewi punya tradisi turun-temurun sebagai prajurit-prajurit yang tangguh dan berani. Tapi, jumlah mereka tidaklah banyak dan senantiasa tergoda perpecahan dan saling melabrak satu sama lain. Itu sebabnya mereka tidak bisa mengungguli tentara dari kerajaan-kerajaan yang mapan di daerah pertanian di belahan utara. Tapi Nabi Muhammad lah orang pertama dalam sejarah, berkat dorongan kuat kepercayaan kepada keesaan Tuhan, pasukan Arab yang kecil itu sanggup melakukan serentetan penaklukan yang mencengangkan dalam sejarah manusia. Di sebelah timur laut Arab berdiri Kekaisaran Persia Baru Sassanids yang luas. Di barat laut Arabia berdiri Byzantine atau Kekaisaran Romawi Timur dengan Konstantinopel sebagai pusatnya.
Ditilik dari sudut jumlah dan ukuran, jelas Arab tidak bakal mampu menghadapinya. Namun, di medan pertempuran, pasukan Arab yang membara semangatnya dengan sapuan kilat dapat menaklukkan Mesopotamia, Siria, dan Palestina. Pada tahun 642 Mesir direbut dari genggaman Kekaisaran Byzantine, dan sementara itu balatentara Persia dihajar dalam pertempuran yang amat menentukan di Qadisiya tahun 637 dan di Nehavend tahun 642.
Tapi penaklukan besar-besaran di bawah pimpinan sahabat Nabi dan penggantinya Abu Bakar dan Umar ibn al-Khattab itu tidak menunjukkan tanda-tanda stop sampai di situ. Pada tahun 711 pasukan Arab telah menyapu habis Afrika Utara hingga ke tepi Samudera Atlantik. Dari situ mereka membelok ke utara dan menyeberangi Selat Gibraltar dan melabrak kerajaan Visigothic di Spanyol. Sepintas lalu orang mesti mengira pasukan Muslim akan membabat habis semua Nasrani Eropa. Tapi pada tahun 732 dalam pertempuran yang masyhur dan dahsyat di Tours satu pasukan Muslimin yang telah maju ke pusat negeri Perancis pada akhirnya dipukul oleh orang-orang Frank. Biarpun begitu hanya dalam tempo secuil abad pertempuran orang-orang Bedewi ini yang dijiwai dengan ucapan-ucapan Nabi Muhammad telah mendirikan sebuah emperium membentang dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai Samudera Atlantik, sebuah empirium terbesar yang pernah dikenal sejarah manusia. Dan di mana pun penaklukan dilakukan oleh pasukan Muslim selalu disusul dengan berbondong-bondongnya pemeluk masuk Agama Islam.
Ternyata tidak semua penaklukan wilayah itu bersifat permanen. Orang-orang Persia walaupun masih tetap penganut setia Agama Islam merebut kembali kemerdekaannya dari tangan Arab. Dan di Spanyol sesudah melalui peperangan tujuh abad lamanya akhirnya dikuasai kembali oleh orang-orang Nasrani. Sementara itu Mesopotamia dan Mesir dua tempat kelahiran kebudayaan purba tetap berada di tangan Arab seperti halnya seantero pantai utara Afrika. Agama Islam terus menyebar dari satu abad ke abad, jauh melangkah dari daerah taklukan.
Umumnya jutaan penganut Islam bertebaran di Afrika, Asia Tengah, lebih-lebih Pakistan dan India sebelah utara serta Indonesia. Di Indonesia Agama Islam yang baru itu merupakan faktor pemersatu. Apakah pengaruh Nabi Muhammad yang paling mendasar terhadap sejarah ummat manusia? Seperti halnya agama lain Islam punya pengaruh luar biasa besarnya terhadap para penganutnya. Nabi Muhammad memainkan peranan sangat penting dalam pengembangan Islam. Nabi Muhammad bukan saja bertanggung jawab terhadap teologi Islam tapi sekaligus juga terhadap pokok-pokok etika dan moralnya. Tambahan pula dia "pencatat" Kitab Suci Al-Quran, kumpulan wahyu kepada Nabi Muhammad yang berasal langsung dari Allah. Sebagian terbesar dari wahyu ini disalin dengan penuh kesungguhan selama Nabi Muhammad masih hidup dan kemudian dihimpun dalam bentuk yang tak tergoyangkan tak lama sesudah dia wafat. Al-Quran dengan demikian berkaitan erat dengan pandangan-pandangan Nabi Muhammad serta ajaran-ajarannya karena dia bersandar pada wahyu Tuhan. Nabi Muhammad bukan semata pemimpin agama tapi juga pemimpin duniawi. Fakta menunjukkan, selaku kekuatan pendorong terhadap gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab, pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi terdepan sepanjang waktu.
Tak ada kejadian serupa sebelum Nabi Muhammad dan tak ada alasan untuk menyangkal bahwa penaklukan bisa terjadi dan berhasil tanpa peran Nabi Muhammad. Jadi dapatlah disaksikan, penaklukan yang dilakukan bangsa Arab di abad ke-7 terus memainkan peranan penting dalam sejarah ummat manusia hingga saat ini. Dari segi inilah adanya kombinasi tak terbandingkan antara segi agama dan segi duniawi yang melekat pada pengaruh diri Nabi Muhammad sehingga Beliau adalah manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia. Sejarawan Mekkah Ibnu Syihan az-Zuhri yang lahir 40 tahun setelah kematian Rasulullah dan mengabdikan hidupnya melakukan penelitian tentang periode Muslim awal mengatakan bahwa : Rasulullah mencapai keberhasilan dalam waktu singkat..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment