10 MOST LIKED

Karl Heinrich Marx pelopor sosialisme ilmiah


Karl Heinrich Marx (lahir di Trier, Jerman, 5 Mei 1818 – meninggal di London, 14 Maret 1883 pada umur 64 tahun) adalah seorang filsuf, pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan dari Prusia.

Walaupun Marx menulis tentang banyak hal semasa hidupnya, ia paling terkenal atas analisisnya terhadap sejarah, terutama mengenai pertentangan kelas, yang dapat diringkas sebagai "Sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya adalah sejarah tentang pertentangan kelas", sebagaimana yang tertulis dalam kalimat pembuka dari Manifesto Komunis.
Karl Marx adalah seseorang yang lahir dari keluarga progresif Yahudi. Ayahnya bernama Herschel, keturunan para rabi, walaupun begitu ayahnya cenderung menjadi deis, yang kemudian meninggalkan agama Yahudi dan beralih ke agama resmi Prusia, Protestan aliran Lutheran yang relatif liberal untuk menjadi pengacara. Herschel pun mengganti namanya menjadi Heinrich. Saudara Herschel, Samuel — seperti juga leluhurnya— adalah rabi kepala di Trier. Keluarga Marx amat liberal dan rumah Marx sering dikunjungi oleh cendekiawan dan artis masa-masa awal Karl Marx.

Marx menjalani sekolah di rumah sampai ia berumur 13 tahun. Setelah lulus dari Gymnasium Trier, Marx melanjutkan pendidikan nya di Universitas Bonn jurusan hukum pada tahun 1835.

Pada usia nya yang ke-17, dimana ia bergabung dengan klub minuman keras Trier Tavern yang mengakibatkan ia mendapat nilai yang buruk. Marx tertarik untuk belajar kesustraan dan filosofi, namun ayahnya tidak menyetujuinya karena ia tak percaya bahwa anaknya akan berhasil memotivasi dirinya sendiri untuk mendapatkan gelar sarjana. Pada tahun berikutnya, ayahnya memaksa Karl Marx untuk pindah ke universitas yang lebih baik, yaitu Friedrich-Wilhelms-Universität di Berlin. Pada saat itu, Marx menulis banyak puisi dan esai tentang kehidupan, menggunakan bahasa teologi yang diwarisi dari ayahnya seperti ‘The Deity’ namun ia juga menerapkan filosofi atheis dari Young Hegelian yang terkenal di Berlin pada saat itu. Marx mendapat gelar Doktor pada tahun 1841 dengan tesis nya yang berjudul ‘The Difference Between the Democritean and Epicurean Philosophy of Nature’ namun, ia harus menyerahkan disertasi nya ke Universitas Jena karena Marx menyadari bahwa status nya sebagai Young Hegelian radikal akan diterima dengan kesan buruk di Berlin. Marx mempunyai keponakan yang bernama Azariel, Hans, dan Gerald yang sangat membantunya dalam semua teori yang telah ia ciptakan.

Di Berlin, minat Marx beralih ke filsafat, dan bergabung ke lingkaran mahasiswa dan dosen muda yang dikenal sebagai Pemuda Hegelian. Sebagian dari mereka, yang disebut juga sebagai Hegelian-kiri, menggunakan metode dialektika Hegel, yang dipisahkan dari isi teologisnya, sebagai alat yang ampuh untuk melakukan kritik terhadap politik dan agama mapan saat itu.

Pada tahun 1981 Marx memperoleh gelar doktor filsafatnya dari Universitas Berlin, sekolah yang dulu sangat dipengaruhi Hegel dan para Hegelian Muda, yang suportif namun kritis terhadap guru mereka. Desertasi doktoral Marx hanyalah satu risalah filosofis yang hambar, namun hal ini mengantisipasi banyak gagasannya kemudian. Setelah lulus ia menjadi penulis di koran radikal-liberal. Dalam kurun waktu sepuluh bulan bekerja disana menjadi editor kepala. Namun, karena posisi politisnya, koran ini ditutup sepuluh bulan kemudian oleh pemerintah. Esai-esai awal yang di publikasikan pada waktu itu mulai merefleksikan sejumlah pandangan-pandangan yang akan mengarahkan Marx sepanjang hidupnya. Dengan bebas, esai-esai tersebut menyebarkan prinsip-prinsip demokrasi, humanisme, dan idealisme muda. Ia menolak sifat abstrak filsafat Hegelian, impian naif komunis utopis, dan para aktivis yang menyerukan hal-hal yang dipandangnya sebagai aksi politik prematur.

Ketika menolak aktivis-aktivis tersebut, Marx meletakkan landasan karyanya. Marx terkenal karena analisis nya di bidang sejarah yang dikemukakannya di kalimat pembuka pada buku ‘Communist Manifesto’ (1848) :” Sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya adalah sejarah tentang pertentangan kelas.” Marx percaya bahwa kapitalisme yang ada akan digantikan dengan komunisme, masyarakat tanpa kelas setelah beberapa periode dari sosialisme radikal yang menjadikan negara sebagai revolusi keditaktoran proletariat(kaum paling bawah di negara Romawi).

Marx sering dijuluki sebagai bapak dari komunisme yang berasal dari kaum terpelajar dan politikus. Ia memperdebatkan bahwa analisis tentang kapitalisme miliknya membuktikan bahwa kontradiksi dari kapitalisme akan berakhir dan memberikan jalan untuk komunisme.

Di lain tangan, Marx menulis bahwa kapitalisme akan berakhir karena aksi yang terorganisasi dari kelas kerja internasional.“Komunisme untuk kita bukanlah hubungan yang diciptakan oleh negara, tetapi merupakan cara ideal untuk keadaan negara pada saat ini. Hasil dari pergerakan ini kita yang akan mengatur dirinya sendiri secara otomatis.Komunisme adalah pergerakan yang akan menghilangkan keadaan yang ada pada saat ini. Dan hasil dari pergerakan ini menciptakan hasil dari yang lingkungan yang ada dari saat ini. – Ideologi Jerman-

Hubungan antara Marx dan Marxism adalah titik kontroversi.Marxism tetap berpengaruh dan kontroversial dalam bidang akademi dan politik sampai saat ini. Dalam bukunya Marx, Das Kapital (2006), penulis biografi Francis Wheen mengulangi penelitian David McLellan yang menyatakan bahwa sejak Marxisme tidak berhasil di Barat, hal tersebut tidak menjadikan Marxisme sebagai ideologi formal, namun hal tersebut tidak dihalangi oleh kontrol pemerintah untuk dipelajari.

Marx Menikah pada tahun 1843 dan segera terpaksa meninggalkan Jerman untuk mencari atmosfir yang lebih liberal di Paris. Disana ia terus menganut gagasan Hegel dan para pendukungnya, namun ia juga mendalami dua gagasan baru –sosialisme Prancis dan ekonomi politik Inggris. Inilah cara uniknya mengawinkan Hegelianisme, sosialisme, dengan ekonomi politik yang membangun orientasi intelektualitasnya.

Di Perancis ia bertemu dengan Friedrich Engels sahabat sepanjang hayatnya, penopang finansialnya dan kolaboratornya. Engels adalah anak seorang pemilik pabrik tekstil, dan menjadi seorang sosialis yang bersifat kritis terhadap kondisi yang dihadapi oleh para kelas pekerja. Kendati Marx dan Engels memiliki kesamaan orientasi teoritis, ada banyak perbedaan diantara kedua orang ini. Marx cenderung lebih teoritis, intelektual berantakan, dan sangat berorientasi pada keluarga. Engels adalah pemikir praktis, seorang pengusaha yang rapi dan cermat, serta orang yang sangat tidak percaya pada institusi keluarga. Banyak kesaksian Marx atas nestapa kelas pekerja berasal dari paparan Engels dan gagasan-gagasannya. Pada tahun 1844 Engels dan Marx berbincang lama disalah satu kafe terkenal di Prancis dan ini mendasari pertalian seumur hidup keduanya. Dalam percakapan itu Engels mengatakan, "Persetujuan penuh kita atas arena teoritis telah menjadi gamblang...dan kerja sama kita berawal dari sini." Tahun berikutnya, Engels mepublikasikan satu karya penting, The Condition of the Working Class in England. Selama masa itu Marx menulis sejumlah karya rumit (banyak diantaranya tidak dipublikasikan sepanjang hayatnya), termasuk The Holy Family dan The German Ideology (keduanya ditulis bersama dengan Engels), namun ia pun menulis The Economic and Philosophic Manuscripts of 1844, yang memayungi perhatiannya yang semakin meningkat terhadap ranah ekonomi.

Di tengah-tengah perbedaan tersebut, Marx dan Engels membangun persekutuan kuat tempat mereka berkolabirasi menulis sejumlah buku dan artikel serta bekerja sama dalam organisasi radikal, dan bahkan Engels menopang Marx sepanjang hidupnya sehingga Marx menagbdikan diri untuk petualang politik dan intelektualnya. Kendati mereka berasosiasi begitu kuat dengan nama Marx dan Engels, Engels menjelaskan bahwa dirinya partner junior Marx.

Sebenarnya banyak orang percaya bahwa Engels sering gagal memahami karya Marx. Setelah kematian Marx, Engels menjadi juru bicara terkemuka bagi teori Marxian dan dengan mendistorsi dan terlalu meyederhanakan teorinya, meskipun ia tetap setia pada perspektif politik yang telah ia bangun bersama Marx. Karena beberapa tulisannya meresahkan pemerintah Prussia, Pemerintahan Prancis pada akhirnya mengusir Marx pada tahun 1945, dan ia berpindah ke Brussel. Radikalismenya tumbuh, dan ia menjadi anggota aktif gerakan revolusioner internasional. Ia juga bergabung dengan liga komunis dan diminta menulis satu dokumen yang memaparkan tujuan dan kepercayaannya. Hasilnya adalah Communist Manifesto yang terbit pada tahun 1848, satu karya yang ditandai dengan kumandang slogan politik.

Pada tahun 1849 Marx pindah ke London, dan karena kegagalan revolusi politiknya pada tahun 1848, ia mulai menarik diri dari aktivitas revolusioner lalu beralih ke penelitian yang lebih serius dan terperinci tentang bekerjanya sistem kapitalis. Pada tahun 1852, ia mulai studi terkenalnya tentang kondisi kerja dalam kapitalisme di British Museum. Studi-studi ini akhirnya menghasilkan tiga jilid buku Capital, yang jilid pertamanya terbit pada tahun 1867; dua jilid lainnya terbit setelah ia meninggal. Ia hidup miskin selama tahun-tahun itu, dan hampir tidak mampu bertahan hidup dengan sedikitnya pendapatan dari tulisan-tulisannya dan dari bantuan Engels.

Pada tahun 1864 Marx terlibat dalam aktivitas politik dengan bergabung dengan gerakan pekerja Internasional. Ia segera mengemuka dalam gerakan ini dan menghabiskan selama beberapa tahun di dalamnya. Namun disintegrasi yang terjadi di dalam gerakan ini pada tahun 1876, gagalnya sejumlah gerakan revolusioner, dan penyakit yang dideritanya menandai akhir karier Marx. Istrinya meninggal pada tahun 1881, anak perempuannya tahun 1882, dan Marx sendiri meninggal pada tanggal 14 Maret 1883.

Dalam hidupnya, Marx terkenal sebagai orang yang sukar dimengerti. Ide-ide nya mulai menunjukkan pengaruh yang besar dalam perkembangan pekerja segera setelah ia meninggal. Pengaruh ini berkembang karena didorong oleh kemenangan dari Marxist Bolsheviks dalam Revolusi Oktober Rusia.Ide Marxian baru mulai mendunia pada abad ke-20.
Sumber : wikipedia.org
Read Post | comments

Kisah Hidup Raja Ali Haji

Raja Ali Haji adalah Tengku Haji Ali al-Haj bin Tengku Haji Ahmad bin Raja Haji Asy-Syahidu fi Sabillah bin Upu Daeng Celak, dilahirkan di Pulau Penyengat Indera Sakti yang ketika itu menjadi pusat pemerintahan Riau-Lingga-Johor dan Pahang. Raja Ali Haji dilahirkan oleh ibunya, Hamidah binti Panglima Malik, Selangor, tahun lahirnya tercatat pada 1809.
Riau dikatakan sebagai pusat kebudayaan Melayu dan pusat perkembangan ilmu pengetahuan keislaman, Raja Ali Haji sebagai tokoh sejarah, ahli bahasa/sastera Melayu dan yang terkenal dengan “Gurindam Dua Belasnya” banyak dibicarakan orang. Akan tetapi belum begitu popular bahawa beliau adalah seorang ulama besar Islam (dunia Melayu). Dinamakan Gurindam Dua Belas adalah kerana terdiri dari dua belas fasal. Yang terkandung dalam Gurindam Dua Belas ialah perkara yang menyangkut ibadah individu, kewajiban-kewajiban para raja dan sifat-sifat masyarakat, kewajiban orang tua kepada anak dan sebaliknya kewajiban anak kepada orang tua, dan lain-lain".

Penulis memulakan kisah ulama ini dengan kalimat berikut, “Ulama yang bermazhab Syafie (pengikut akidah Ahli Sunah wal Jamaah Imam Abul Hasan al-Asy’ari dan pengamal Tarekat Naqsyabandiyah dalam sufiah, yang berasal dari Riau ini) lain pula kepopularannya.

“Beliau lebih banyak mengarang di bidang ilmiah-ilmiah lain dari pengetahuan fiqh dan hukum-hukum keislaman, sehingga namanya sangat terkenal dalam bidang bahasa dan kesusasteraan Indonesia dan Malaysia”. Karangan mengenai bahasa Melayu menyerlahkan namanya menjadi tersohor bagi dalam masyarakat Melayu sendiri mahu pun pengkaji-pengkaji bahasa dari kalangan kaum penjajah terutama sarjana yang berasal dari Belanda.

Nama lengkap beliau ialah Tengku Haji Ali al-Haj bin Tengku Haji Ahmad bin Raja Haji Asy-Syahidu fi Sabillah bin Upu Daeng Celak, yang lebih masyhur dengan sebutan Raja Ali Haji saja.

Beliau dilahirkan di Pulau Penyengat Indera Sakti yang ketika itu menjadi pusat pemerintahan Riau-Lingga-Johor dan Pahang. Raja Ali Haji dilahirkan oleh ibunya, Hamidah binti Panglima Malik, Selangor, tahun lahirnya tercatat pada 1809. Raja Ali Haji mempunyai beberapa orang saudara, semuanya ada 16 orang. Mereka ialah:

* Raja Abdul Majid * Raja Abdul Wadud

* Raja Haji Umar/Tengku Endut * Raja Haji Ali

* Raja Abdullah (Amir Karimun) * Raja Usman

* Raja Abdul Hamid * Raja Muhammad Sa’id

* Raja Kecik * Raja Shaliha

* Raja Fatimah * Raja Aisyah

* Raja Shafiyah * Raja Maimunah

* Raja Hawi * Raja Maryam

Beberapa orang adik-beradik Raja Ali Haji yang tersebut di atas, mahupun keturunan-keturunan mereka yang berperanan dalam masyarakat Melayu akan diceritakan lebih lanjut dalam siri-siri yang berikutnya.

Sambungan petikan daripada karangan penulis sendiri dalam buku, Perkembangan Fiqh dan Tokoh-Tokohnya di Asia Tenggara, jilid 1, “Kira-kira tahun 1822 sewaktu ia masih kecil, ia pernah dibawa oleh orang tuanya ke Betawi/Jakarta. Ketika itu orang tuanya, Raja Haji Ahmad, menjadi utusan Riau untuk menjumpai Gabenor Jeneral Baron van der Capellen. Berulang-ulang kali Raja Haji Ahmad menjadi utusan (kerajaan Riau) ke Jawa itu, waktu yang berguna itu telah dimanfaatkan oleh puteranya Raja Ali untuk menemui banyak ulama, untuk memperdalam pengetahuan Islamnya, terutama ilmu fiqh. (Di antara ulama Betawi yang sering dikunjunginya ialah Saiyid Abdur Rahman al-Mashri. Kepada ulama ini Raja Ali Haji sempat belajar Ilmu Falak)”.

Selain dapat memperdalam ilmu keislaman, Raja Ali Haji juga banyak mendapat pengalaman dan pengetahuan hasil pergaulan dengan sarjana-sarjana kebudayaan Belanda seperti T. Roode dan Van Der Waal yang kemudian menjadi sahabatnya. Kira-kira tahun 1827/1243H Raja Ahmad pergi ke Mekah al-Musyarrafah, puteranya Raja Ali Haji ikut serta.

Raja Ahmad dan Raja Ali Hajilah di antara anak Raja Riau yang pertama menunaikan ibadah haji itu. Raja Ali Haji tinggal dan belajar di Mekah untuk suatu masa yang agak lama. Semasa di Mekah Raja Ali Haji sempat bergaul dengan Syeikh Daud bin Abdullah al-Fathani. Dalam beberapa bidang keislaman dan ilmu bahasa Arab Raja Ali Haji sempat belajar dengan Syeikh Daud bin Abdullah al-Fathani yang ketika itu adalah sebagai seorang besar (sebagai Ketua Syeikh Haji dan sangat berpengaruh) di kalangan masyarakat Melayu di Mekah.

Ia bersahabat dengan salah seorang anak Syeikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari iaitu Syeikh Syihabuddin bin Syeikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari. Barangkali ketika itu pulalah Raja Ali Haji sempat mempelawa ulama yang berasal dari Banjar itu supaya bersedia pergi ke Riau, menurut rencananya jika mendapat persetujuan akan dijadikan Mufti di kerajaan Riau. Dalam perjalanannya ke Mekah itu, Raja Haji Ahmad dan puteranya Raja Ali Haji pula mengambil kesempatan berkunjung ke Kaherah (Mesir), setelah itu kembali ke negerinya Pulau Penyengat, Riau.

Di kerajaan Riau-Johor pada zaman dulu memang ramai ulama pendatang di antaranya Habib Syaikh keturuan as-Saqaf, Syeikh Ahmad Jabarti, Syeikh Ismail bin Abdullah al-Minkabawi, Syeikh Abdul Ghafur bin Abbas al-Manduri dan ramai lagi. Apatah lagi saudara sepupu Raja Ali Haji yang bernama Raja Ali bin Raja Ja’far menjadi Yamtuan Muda Kerajaan Riau VIII (tahun 1845-1857) menggantikan saudaranya Raja Abdur Rahman bin Raja Haji Yamtuan Muda Kerajaan Riau VII (taun 1833-1845). Apabila Raja Ali Haji pulang dari Mekah beliau disuruh oleh saudara sepupunya itu mengajar agama Islam, (Raja Ali bin Raja Ja’far juga ikut belajar kepada Raja Ali Haji).

Agak lama juga Raja Ali Haji terjun ke dunia pendidikan. Dikatakan bahawa beliau telah mengajar Ilmu Nahu, Ilmu Sharaf, Ilmu Usuluddin, Ilmu Fiqh, Ilmu Tasauf dan lain-lain. Raja Ali Haji memang berkemampuan tentang berbagai-bagai ilmu pengetahuan Islam, bahkan beliau memang seorang ulama besar pada zamannya.

Ramai murid Raja Ali Haji yang menjadi tokoh terkemuka sesudahnya, di antaranya Raja Haji Abdullah yang kemudian menjadi Yamtuan Muda Riau IX, tahun 1857-1858, Saiyid Syaikh bin Ahmad al-Hadi.

Dalam ilmu syariat, Raja Ali Haji berpegang teguh dengan Mazhab Syafie, dalam iktikad berpegang akan faham Syeikh Abul Hasan al-Asy’ari dan Abu Manshur al-Maturidi, sedang dalam amalan tasauf beliau adalah seorang penganut Tarekat Naqsyabandiyah dan mengamalkan Selawat Dalail al-Khairat yang dibangsakan kepada Saiyid Sulaiman al-Jazuli, yang diamalkan secara beruntun sejak datuk-datuknya terutama Raja Haji as-Syahidu fi Sabilillah yang ketika akan meninggalnya masih tetap memegang kitab selawat tersebut di tangannya, sementara pedang terhunus di tangannya yang satu lagi.

Sambungan petikan Perkembangan Fiqh dan Tokoh-Tokohnya di Asia Tenggara, jilid 1, “Nama kerajaan Riau-Lingga-Johor dan Pahang bertambah masyhur dengan kemunculan Raja Ali Haji dengan pelbagai karangannya yang bercorak sejarah yang banyak dibicarakan oleh ahli bahasa dan sastera di Nusantara (Indonesia dan Malaysia), bahkan menjadi perhatian yang serius oleh orientalis Barat”.

Riau dikatakan sebagai pusat kebudayaan Melayu dan pusat perkembangan ilmu pengetahuan keislaman yang tiada tolok bandingnya di kala itu. Raja Ali Haji sebagai tokoh sejarah, ahli bahasa/sastera Melayu dan yang terkenal dengan “Gurindam Dua Belasnya” banyak dibicarakan orang. Akan tetapi belum begitu popular bahawa beliau adalah seorang ulama besar Islam (dunia Melayu). Tentang penulisan Ilmu Fiqh, Tauhid dan Tasauf Raja Ali Haji bukanlah seorang penulis yang produktif seperti gurunya Syeikh Daud bin Abdullah al-Fathani.

Walau bagaimanapun diakui ada karya Raja Ali Haji ke arah itu di antaranya Jauharatul Maknunah.

Syair Sultan Abdul Muluk pernah diterbitkan oleh Roorda van Eysinga dalam Tijdshrift voor Nederlandsch-India, IX, 4, 1847M, dan diterbitkan di Batavia 1958 M.

Sambungan petikan Perkembangan Fiqh dan Tokoh-Tokohnya di Asia Tenggara, jilid 1, “Tentang karya-karya Raja Ali Haji yang tersebut di atas, penjelasan satu persatu adalah sebagai yang berikut, Gurindam Dua Belas banyak dibicarakan dalam pelajaran sastera. Drs. Zuber Usman dalam bukunya, Kesusasteraan Lama Indonesia, beliau menyalin beberapa untaian gurindam itu. Di antara gurindam fasal kesebelasnya.

Dinamakan Gurindam Dua Belas ialah kerana terdiri dari dua belas fasal. Yang terkandung dalam Gurindam Dua Belas ialah perkara yang menyangkut ibadat individu, kewajipan-kewajipan para raja dan sifat-sifat masyarakat, kewajipan orang tua kepada anak dan sebaliknya kewajipan anak kepada orang tua, dan lain-lain.

Sutan Takdir Ali Syahbana memuat Gurindam Dua Belas dalam bukunya Puisi Lama, tahun 1969 diterbitkan lagi dengan suatu pembicaraan Drs.Shaleh Saidi tentang gurindam itu. Penerbitannya diusahakan oleh Direktorat Bahasa dan Kesusasteraan, Singaraja. Gurindam Dua Belas pernah dikumpulkan oleh Elisa Netscher dan diajarkan dalam Tijdshrift voor Indische Taal, Land en Volkenkunde No. 2, tahun 1853 dengan judul De Twaalf Spreukgedichten.

Bustanul Katibin, ditulis tahun 1267H/1850M, diterbitkan dengan huruf batu (litografi) di Pulau Penyengat Riau. Kandungannya membicarakan penulisan bahasa Melayu, tatabahasa Melayu yang disesuaikan dengan tatabahasa (nahu dan sharaf) dalam bahasa Arab. Bustanul Katibin terdiri dari 31 pasal, tebalnya hanya 70 halaman.

Kitab Pengetahuan Bahasa, ditulis tahun 1275 H/1858M, menggunakan nama pengarang pada halaman depan cetakan Al-‘Alim Al-Fadhil Al-Marhum Raja Ali Haji ibni Al-Marhum Raja Haji Ahmad ibni Al-Marhum Yang Di Pertuan Muda Raja Haji Asy-Syahid fi Sabilillah Ta’ala … , terbitan pertama, penggal yang pertama Matba’ah Al-Ahmadiah, 82, Jalan Sultan, Singapura, 10 Rejab 1348 H/11 Disember 1929.

Terbitan kedua telah penulis atau Khazanah Fathaniyah, Kuala Lumpur, usahakan tahun 1417 H/1996 dengan lampiran Sejarah Ringkas Matba’ah Al-Ahmadiah Singapura dan Raja Haji Umar bin Raja Hasan (Cucu Raja Ali Haji)]. Kitab tersebut adalah kamus bahasa Melayu yang lebih menekankan loghat Melayu Johor, Pahang dan Riau-Lingga. Cetakan pertama setebal 466 halaman, cetakan kedua 483 halaman dengan pendahuluan setebal 32 halaman.

Kitab ini tidak sempat selesai, hanya sampai pada huruf (Ca) saja.

Tsamratul Muhimmah, judul lengkap Tsamratul Muhimmah Dhiyafatu lil Umara’ wal Kubara’ li Ahlil Mahkamah. Diselesaikan pada hari Selasa, pukul 2, pada 10 Syaaban 1275H/1858M. Tempat diterbitkan ada dinyatakan pada halaman depan Office Cap Gubernement Lingga, 1304 H. Di halaman belakang dinyatakan ‘Tercap di Lingga An Street Printing Office, Muharam 1304H/1886M. Diterbitkan lagi oleh Khazanah Fathaniyah, Kuala Lumpur, 1420H/1999M (cetakan yang kedua), nombor siri 28 dengan ukuran 20.4 x 13.5 cm, setebal 79 halaman. Kitab tersebut adalah pedoman untuk raja-raja, hakim, menteri serta pembesar-pembesar lain dalam sesuatu kerajaan atau pemerintahan.

Salasilah Melayu dan Bugis (No. 6), ditulis pada 15 Rabiulakhir 1282H/1865M. Naskhah asalnya adalah dari Saiyid Syarif Abdur Rahman bin Saiyid Qasim, Sultan Pontianak, bin Syarif Abdur Rahman al-Qadri, bahawa naskhah itu telah ditulis oleh Haji Abdullah anak Khairuddin peranakan Juanah pada tahun 1282H atau 1865M.

Diterbitkan buat pertama kalinya (Matba’ah Al-Imam), Singapura, tahun 1329H/1911 M, kemudian diterjemahkan ke bahasa Inggeris tahun 1926 dan dimuat dalam JMBRAS. Pada 1956 diterbitkan di Johor atas perintah Mayor Jenderal Sir Sultan Ibrahim, Sultan Johor ketika itu, dicetak di Pejabat Cetak Kerajaan Johor oleh Markum bin Haji Muhammad Said.

Kitab Salasilah Melayu dan Bugis yang ditulis dengan huruf Melayu/Jawi atau huruf Arab dalam bahasa Melayu/Indonesia itu pernah dirumi/latinkan oleh Sasterawan Negara, Arena Wati tahun 1972, diterbitkan oleh Pustaka Antara, Kuala Lumpur (Malaysia) dalam tahun 1973.

Kandungan Salasilah Melayu dan Bugis ialah menceritakan asal usul keturunan Bugis di Luwu’ Sulawesi, kemudian kejayaan di dalam pengembaraannya di bahagian Barat Nusantara setelah menghadapi pelbagai tentangan dan peperangan yang sangat hebat dan secara berentetan. Mereka dapat berkuasa di Riau, Selangor, Mempawah, dan tempat-tempat lainnya. Salasilah Melayu dan Bugis adalah sangat penting untuk menyusun sejarah Riau, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan dan Malaysia.

Menyusul kitab Tuhfatun Nafis ditulis pada 3 Syaaban 1282H/1865M. Kitab Tuhfatun Nafis dapat dikatakan sebagai kelanjutan dari Salasilah Melayu dan Bugis. Kitab Tuhfatun Nafis adalah yang paling terkenal daripada semua karangan Raja Ali Haji. Kandungannya dimulakan dengan menjelaskan sejarah Singapura, Melaka dan Johor yang kemudian dilanjutkan tentang Riau dikalahkan oleh Belanda. Secara terperinci menguraikan kejadian-kejadian bersejarah mulai tahun 1677M hingga ke tahun disusunnya kitab itu (1282H/1865M).

Dipaparkan dengan hebat kisah datuknya Raja Haji putera Upu Daeng Celak sehingga beliau mangkat menemui syahidnya di Teluk Ketapan, Melaka. Kitab Tuhfatun Nafis pernah diterbitkan oleh R. O. Winstedt dalam tahun 1932, dimuat dalam JMBRAS, dalam tahun 1965 oleh Malaysia Publication di Singapura dengan edisi tulisan Rumi/Latin, dan Tuhfat Al-Nafis Sejarah Melayu-Islam merupakan transliterasi oleh Virginia Matheson Hooker diterbitkan oleh Dewan Bahasa dan Pustaka tahun 1991.

Bagaimanapun, ada sarjana yang berpendapat kitab Tuhfatun Nafis bukan karangan Raja Ali Haji tetapi karangan ayahnya Raja Haji Ahmad yang terkenal itu.

Muqaddimah fi Intizham, judul lengkapnya ialah Muqaddimah fi Intizhamil Wazhaifil Muluki Khushusan ila Maulana wa Shahibina wa Akhina Yang Di Pertuan Muda Raja Ali al-Mudabbir lil Biladir Riyauwiyah wa Sairi Dairatihi, menurut Hasan Junus, ialah sebuah risalah tipis berisikan tiga buah wazifah untuk dijadikan pegangan oleh seorang pemegang kendali dan kemudi negeri ketika mengangkat rencana hukum sebelum menjatuhkan hukuman.

Seterusnya Syair Hukum Nikah atau Syair Kitab an-Nikah atau Syair Suluh Pegawai. Mengenai judulnya, Abu Hassan Sham menyebut, “Nama syair ini tidak pernah tercatat sebelum ini, tetapi ini bukan bermakna syair ini tidak disedari oleh sarjana-sarjana Barat. Mereka mengetahui syair ini dengan nama yang lain iaitu Syair Hukum Nikah atau Syair Kitab an-Nikah”.

Syair Sinar Gemala Mustika Alam, syair ini pernah diterbitkan oleh Matba’ah ar-Riyauwiyah Pulau Penyengat, tahun 1311H/1893M].

Jauharatul Maknunah, dinamakan juga Siti Shiyanah Shahibul Futuwah wal Amanah ditulis dalam bentuk syair. Kandungannya mengenai pelajaran fiqh, atau pelajaran agama Islam, yang digubah dalam bentuk puisi.

Jauharatul Maknunah diterbitkan oleh Matba’ah Al-Ahmadiah, 50 Minto Road, Singapura, pada 7 Muharam 1342H. Jauharatul Maknunah ditashih oleh Raja Haji Abdullah bin Raja Haji Hasan Riau, diterbitkan atas usaha Raja Haji Ali bin Raja Haji Muhammad Riau, Mudir Matba’ah Al-Ahmadiah yang ada hubungan keturunan kekeluargaan dekat dengan pengarangnya, Raja Ali Haji.

KETURUNAN

Putera/puteri Raja Ali Haji ada 17 orang iaitu:

1. Raja Haji Hasan, 2. Raja Mala’, 3. Raja Abdur Rahman, 4. Raja Abdul Majid, 5. Raja Salamah, 6. Raja Kaltsum, 7. Raja Ibrahim Kerumung, 8. Raja Hamidah, 9. Raja Engku Awan ibu Raja Kaluk, 10. Raja Khadijah, 11. Raja Mai, 12. Raja Cik, 13. Raja Muhammad Daeng Menambon, 14. Raja Aminah, 15. Raja Haji Salman Engku Bih, 16. Raja Siah dan 17. Raja Engku Amdah.

Raja Haji Hasan (No. 1) memperoleh 12 orang anak yang terkenal sebagai ulama dan tokoh ialah; 1. Raja Haji Abdullah Hakim, 2. Raja Khalid Hitam, meninggal dunia di Jepun, 3. Raja Haji Abdul Muthallib, 4. Raja Mariyah, 5. Raja Manshur, 6. Raja Qamariyah, 7. Raja Haji Umar, 8. Raja Haji Andi, 9. Raja Abdur Rasyid, 10. Raja Kaltsum, 11. Raja Rahah dan 12. Raja Amimah.

Senarai karangan Raja Ali Haji yang telah diketahui adalah seperti yang berikut
* Syair Sultan ‘Abdul Muluk, hari Rabu, 8 Rejab 1262H/1846M

* Gurindam Dua Belas, tahun 1846M

* (Bustanul Katibin lis Shibyanil Muta’allim), tahun 1267 H/1850M

* Kitab Pengetahuan Bahasa, tahun 1275 H/1858M

* (Tsamaratul Muhimmah), diselesaikan hari Selasa, pukul 2, pada 10 Syaaban 1275H/1858M

* Salasilah Melayu dan Bugis, 15 Rabiulakhir 1282H/1865M

* (Tuhfatun Nafis), 3 Syaaban 1282 H/1865M

* (Muqaddimah fi Intizham)

* Syair Hukum Nikah atau Syair Kitab an-Nikah atau Syair Suluh Pegawai

* Syair Sinar Gemala Mustika Alam

* (Jauharatul Maknunah), dinamakan juga Siti Shiyanah Shahibul Futuwah wal Amanah

Sumber :  http://penyair.wordpress.com/2007/09/04/biografi-raja-ali-haji/
Read Post | comments

BIografi Wolfgang A. Mozart komponis tidak terlupakan

   Wolfgang Amadeus Mozart yang bernama asli Johannes Chrysostomus Wolfgangus Gottlieb Mozart (lahir di Salzburg, 27 Januari 1756 – meninggal di Wina, Austria, 5 Desember 1791 pada umur 35 tahun) adalah seorang komponis. Ia dianggap sebagai salah satu dari komponis musik klasik Eropa yang terpenting dan paling terkenal dalam sejarah. Karya-karyanya (sekitar 700 lagu) termasuk gubahan-gubahan yang secara luas diakui sebagai puncak karya musik simfoni, musik kamar, musik piano, musik opera, dan musik paduan suara. Contoh karyanya adalah opera Don Giovanni dan Die Zauberflöte. Banyak dari karya Mozart dianggap sebagai repertoar standar konser klasik dan diakui sebagai mahakarya musik zaman klasik. Karya-karyanya diurutkan dalam katalog Köchel-Verzeichnis.
Mozart, yang dikenal memiliki kemampuan tala mutlak (mengenal nada dengan tepat tanpa bantuan alat), mengenal musik sejak lahir. Ayahnya, Johann Georg Leopold Mozart adalah komponis penting pada jamannya, salah satu karyanya yang paling penting adalah Kindersinfonie ("Simfoni Anak-Anak"). Wolfgang adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara yang meninggal prematur. Hanya dia dan Maria Anna Mozart ("Nannerl") yang bertahan hidup sampai dewasa. Sewaktu berumur empat tahun, Mozart sudah mampu memainkan harpsichord dan melakukan improvisasi pada karya-karya musik pendahulunya. Dia bahkan menulis komposisinya yang pertama saat berumur lima tahun. Karya-karyanya antara lain adalah Violin Sonata, dan beberapa Minuet. Leopold mengumpulkan semua komposisi ini tanpa sepengetahuan anaknya. Demikian halnya dengan Nannerl, dia juga adalah pemain keyboard yang sangat handal. Leopold yang menemukan bakat kedua anaknya merasa “terpanggil” untuk memamerkan mereka ke seluruh Eropa.
Mozart kemudian dibawa untuk bermain piano di depan raja Bayern di München. Pada bulan September 1762, Leopold mengambil cuti panjang dari jabatannya untuk mempromosikan anaknya kepada raja-raja. Mereka lalu berangkat ke Wina. Di sana Mozart bermain piano di depan Ratu Maria Theresia yang terpukau akan keahlian permainan Mozart dan Nannerl. Setelah konser ini, Mozart harus mengikuti konser yang cukup panjang selama tiga tahun yaitu Paris (1763, 1765) dan London (1764-1765). Di tempat-tempat tersebut, Mozart mengadakan konser di depan raja-raja dan juga diuji oleh mereka. Antara lain dengan mengimprovisasi tema-tema yang diberikan oleh penguji dengan mata yang ditutup selembar kain. Mozart disambut sebagai anak ajaib di segala tempat. Di London, dia juga bertemu dengan anak dari Johann Sebastian Bach, yaitu Johann Christian Bach yang sering dipanggil sebagai English Bach. Mozart memainkan piano sonata dalam empat tangan sembari duduk di pangkuan Bach.

Simfoni-simfoni dari Bach dan Carl Friedrich Abel memengaruhi simfoni-simfoni Mozart yang pertama (K.16 & K.19), yang pada tahun 1764 & 1765. Pada 1767, Mozart menggubah beberapa piano sonata dari komponis-komonis lain dan membuatnya menjadi empat buah piano Concerto pertamanya (K.37, K.39, K.40, K.41). Pada tahun 1768, atas permintaan Kaisar Wina, Mozart menggubah Opera buffa (komik opera), La Finta Semplice (namun tak terpentaskan) dan operetta Bastien und Bastienne.
Pada tahun 1769, Mozart mengadakan perjalanan ke Italia. Hasil perjalanan ini cukup baik, Mozart sangat produktif dalam penciptaan komposisi. Dia menggubah opera Mitridati, rè di Ponto (1770) dan Lucia Silla (1772) dan keduanya mendapat sukses besar dalam pertunjukannya di Milano. Mozart juga mencipatakan banyak simfoni selama perjalanan ini, dan dipengaruhi para komponis-komponis italia seperti Sammartini. Di Bologna, Mozart juga mempelajari Kontrapung pada guru komposisi yang paling terkenal pada masa itu, Padre Martini.
Sebelum kembali dari Italia, Mozart tinggal bersama ayahnya selama sepuluh minggu di Wina, Leopold tidak ingin Mozart kembali dan bekerja menjadi “tukang” musik yang tak terlalu dihargai di Salzburg. Leopold berusaha mendapatkan jabatan untuk anaknya di Wina, namun tak berhasil. Sebenarnya, perbuatan Leopold memamerkan anak-anaknya ke seluruh Eropa tak terlalu disukai oleh Kaisar Austria.
Di Wina, Mozart mendengar karya-karya Joseph Haydn yang terbaru dan dia juga berteman dengan Michael Haydn (1737-1806), adik dari Joseph Haydn. Salah satu karya yang penting pada pada masa ini adalah K.183, Simfoni No. 25 in G Minor (1773) dan K. 201, Simfoni in A Major (1774). Pada saat yang sama di Salzburg, Uskup Segismundo meninggal dunia dan digantikan oleh Hieronymous von Colloredo yang otoriter dan enerjik. Sekembalinya dari Italia, Mozart menjabat sebagai Maestro kapel di Salzburg.

Uskup Colloredo yang tak terlalu berminat pada musik, membuat Mozart merasa kesal terutama karena sikapnya yang sering meremehkan Mozart. Untuk melupakan rasa ketidaksukaannya pada Colloredo, Mozart menjadi cukup rajin bekerja, dia mengerahkan kemampuannya untuk penciptaan berbagai komposisi. Pada ulang tahunnya yang ke-21, jumlah komposisinya sudah mencapai tiga ratus buah. Pada tahun 1777 Mozart mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Maestro dan dia memulai kariernya sebagai musisi freelance di Wina. Karya-karya pentingnya dari 1775-1777 termasuk sonata-sonata piano yang pertama, lima Violin Concerto, dan beberapa Piano Concerto, opera La jardinera gingida termasuk karya agungnya yang pertama K.271 dalam Eb Major.
Mozart sekeluarga berencana untuk pergi dan berkarier di Paris. Namun Leopold yang masih terikat kontrak kerja dengan Kapel Uskup Agung Salzburg tak dapat pergi sehingga Mozart pergi ditemani ibunya. Mereka berangkat pada bulan September 1777, dan perjalanannya memakan waktu 16 bulan. Sebelum sampai di Paris, mereka singgah dan menetap selama beberapa waktu di München dan Mannheim. Di Mannheim, Mozart berteman dengan komponis Cannabich dan Holzbauer. Ia mencoba mendapatkan jabatan di sana melalui Pangeran Mannheim namun tak berhasil. Alasan utama Mozart menetap lebih lama di Mannheim adalah karena dia bertemu dan jatuh cinta kepada Aloysia Weber, seorang penyanyi sopran berusia 16 tahun. Leopold yang mengetahui hal ini menulis surat yang mengatakan bahwa Mozart harus memutuskan pilihannya sendiri, apakah dia mau hanya menjadi ‘artis jalanan yang akan dilupakan orang seiring berjalannya waktu atau menjadi seorang musisi yang terkenal, dicintai dan ditulis di berbagai buku’.

Mozart juga menemukan komposisi 6 duetti a Clavicembalo e Violino dari Joseph Schuster dan mengirimnya ke Nannerl. Dia menulis surat ke ayahnya ‘Jika aku tinggal di sini, aku juga akan membuat enam buah dalam gaya yang sama karena mereka cukup laku di sini’

Walau kecewa (dan juga karena cintanya ditolak Aloysia), Mozart meneruskan perjalananya ke Paris. Di Paris, Mozart mulai bekerja dengan memberi les-les privat, dan menciptakan lagu-lagu yang sesuai dengan selera orang Perancis. Mozart mendapat kesempatan untuk mementaskan karyanya oleh Concert Spirituel. Salah satu karya yang paling penting adalah K.297, Simfoni No. 31 ‘Paris’. Namun, setelah pementasan ini, tak lama ibu Mozart jatuh sakit karena demam tinggi dan meninggal pada 3 Juli 1778. Teman Mozart di Paris, seorang bangsawan bernama Grimm menuliskan surat pada Leopold bahwa tak ada masa depan bagi Mozart di Paris terutama karena adanya kontroversi antara para pendukung Gluck dan pendukung opera Italia sehingga Mozart tak diperhatikan.

Leopold kemudian berhasil mendapatkan jabatan organis di Istana Salzburg dengan gaji yang lebih tinggi daripada jabatan sebelumnya. Sebelum berangkat dari Paris, Mozart bertemu kembali dengan J.C. Bach yang sedang mementaskan Opera. Karya-karya penting selain simfoni ‘Paris’ adalah beberapa Violin Sonata termasuk K.304 Violin Sonata in E Minor, K. 299, Concerto for Flute and Harp in C Major, dan K.310, Sonata in A Minor, salah satu sonata Mozart yang memiliki suasana yang kelam karena ini diciptakan Mozart untuk ibunya yang meninggal.
Mozart pulang melalui Mannheim namun orkestra Mannheim yang terkenal telah pindah ke München. Mozart lalu pergi ke München dan tinggal selama beberapa waktu dengan keluarga Weber. Di sini, Mozart mengalami patah hati karena Aloysia mendapatkan jabatan sebagai soprano dan tak mengacuhkan keberadaan Mozart.

Leopold menjadi kesal atas penundaan Mozart dan sikapnya yang kurang bertanggung jawab akan suatu jabatan penting. Dia khawatir kalau-kalau jabatan organis itu diberikan orang lain.

Mozart pulang ke Salzburg dan dia langsung mendapat jabatan sebagai organis di sana. Tugasnya antara lain bermain organ di katedral, istana, dan kapel istana, menggubah lagu pesanan, dan mengajar paduan suara anak-anak.

Tahun 1779 dan 1780 berlangsung tanpa banyak peristiwa. Karya-karya pentingnya pada masa ini termasuk K. 364, Sinfonia Concertante in Eb, Simfoni no. 32-34, beberapa Concerto, serenade, divertimento, musik gerejawi yang termasuk K. 317, Missa Coronation dan K. 339, Vesparae.
Mozart, walau mendapat jabatan penting sebagai organis masih tidak bisa akur dengan Colloredo. Pada musim panas 1780, Mozart mendapat pesanan opera Idomeneo. Mozart melihat kesempatan ini sebagai kemungkinan melepaskan diri dari Colloredo secara perlahan-lahan.

Pertunjukkan Idomeneo berlangsung sukses dan disambut hangat oleh publik. Keluarga Mozart kemudian pergi ke Ausburg untuk menghadiri perayaan karnaval dan pesta tradisional di kota tersebut. Namun tak disangka, Colloredo ternyata juga hadir dalam pesta itu. Dia memaksa Mozart untuk pergi ke Wina bersama rombongannya dan menghadiri penobatan Kaisar Joseph II.

Di Wina Mozart diperlakukan secara tidak hormat sampai-sampai berujung ke pertengkarannya dengan Colloredo. Pada 9 Mei 1781, Mozart bertengkar hebat dengan Colloredo dan meminta dirinya diberhentikan, namun ditolak. Satu bulan kemudian, Mozart dipecat secara tidak hormat. Ia pindah rumah ke keluarga Weber di Wina. Ia tidak kembali ke Salzburg.

Aloysia Weber sudah menikah dengan seorang aktor, namun Mozart terpikat oleh Constanze Weber, anak ketiga keluarga Weber. Ayahnya sama sekali tak menyetujui hubungan Mozart itu. Untuk meredakan ketegangan, Mozart pindah ke rumah sendiri pada September 1781. Pada 15 Desember 1781, Mozart mengakui hubungannya dengan Constanze. Leopold tetap tidak merestui hubungan tersebut.

Sebenarnya, Mozart tidak dapat melepaskan diri karena ibu Konstanze mengancam apabila hubungan mereka putus, Mozart harus mengganti uang kompensasi yang telah banyak dikeluarkan.
Pada 4 Agustus 1782 Mozart menikahi Constanze di katedral St. Stefanus. Keesokan harinya, Mozart mendapat surat dari Leopold yang isinya merestui hubungan mereka walau surat tersebut bernada dingin. Pernikahan Mozart cukup bahagia walau mereka cukup banyak menghadapi tantangan hidup. Mozart selalu mengalami krisis uang namun dia tak pernah hidup dalam kemiskinan, dan dari enam anaknya, hanya dua yang hidup.

Mozart mencari nafkah dengan mengajar tiga atau empat murid yang kaya dan memainkan konsert-konsert di rumah bangsawan di Wina. Pada Desember 1781, Mozart tampil di Istana Kaisar dalam suatu pelombaan informal dengan Muzio Clementi. Mereka berdua membuat improvisasi secara individual dan bersama-sama memainkan sonata. Meskipun Mozart dianggap menang dalam lomba tersebut, tapi harapannya untuk mendapatkan jabatan di istana tak terpenuhi.

Pada 16 Juli 1782, Mozart menggelar opera Die entfuhrung aus dem Serail. Opera ini mendapatkan sambutan meriah dari publik. Kaisar Joseph II mengatakan pada Mozart bahwa opera tesebut memiliki “nada yang banyak sekali” dan Mozart menjawab “jumlah nada yang tepat secara persis, Baginda“. Bahkan Gluck meminta pertunjukan opera tersebut diulang.

Pada tahun yang sama, ia sering bermain secara rutin di rumah Pangeran Gottfried von Swieten. Swieten yang tertarik dengan musik Barok ternyata memengaruhi Mozart dalam pembuatan komposisi. Mozart mengembangkan gaya kontrapung dalam musiknya.

Pada tahun 1784, Mozart bergabung menjadi anggota Freemason, suatu serikat yang mendukung ide persaudaraan di bawah Tuhan. Berkat serikat inilah Mozart dapat meminjam uang pada saat ia perlu.
Simfoni-simfoni terakhir Mozart, Simfoni No. 39, 40, dan 41 ‘Jupiter’ tak diketahui secara pasti apakah mereka dipentaskan sebelum Mozart meninggal atau tidak. Pada musim semi tahun 1789, Mozart pergi ke Berlin tampil sebagai pianis di depan Pangeran Sachsen di Dresden, dia juga bermain organ di Thomaskirche di Leipzig. Dia juga memainkan konser privat di depan Friedrich Wilhelm II, di kunjungannya ke Potsdam dan Berlin. Wilhelm II memintanya membuat enam kuartet piano dan enam piano sonata yang sayangnya tak sempat terselesaikan oleh Mozart.
Simfoni-simfoni terakhir Mozart, Simfoni No. 39, 40, dan 41 ‘Jupiter’ tak diketahui secara pasti apakah mereka dipentaskan sebelum Mozart meninggal atau tidak. Pada musim semi tahun 1789, Mozart pergi ke Berlin tampil sebagai pianis di depan Pangeran Sachsen di Dresden, dia juga bermain organ di Thomaskirche di Leipzig. Dia juga memainkan konser privat di depan Friedrich Wilhelm II, di kunjungannya ke Potsdam dan Berlin. Wilhelm II memintanya membuat enam kuartet piano dan enam piano sonata yang sayangnya tak sempat terselesaikan oleh Mozart.
[sunting] Kembali ke Wina dan akhir hayat Mozart

Kembali ke Wina, Mozart mementaskan operanya, Die Zauberflote ("Seruling Ajaib"). Opera ini sukses besar, libretto-nya ditulis oleh Emanuel Schikaneder (1751-1812). Setelah opera ini selesai, Mozart mendapat pesanan dari Pangeran Franz von Walsegg untuk membuat sebuah Requiem yang bermaksud menjadikan komposisi tersebut sebagai karyanya untuk mengenang istrinya yang telah meninggal. Mozart tak sempat menyelesaikan karya besar ini lalu diteruskan oleh muridnya, Franz Xaver Süssmayr. Menurut beberapa sumber, Mozart tak sanggup menyanyikan bagian Lacrimosa saat sedang memainkan lagu ini dengan teman-temannya. Dari musiknya yang kelam, Franz Beyer mengomentari, dalam album Requiem ‘Aku bisa mendengar suara Mozart, yang berbicara untuk kepentingannya sendiri, dengan keadaan yang mendesak, seperti anak kecil yang sakit dan melihat ibunya dengan penuh harapan dan ketakutan akan perpisahan’. Mozart juga mengalami takut akan kematian. Pada tanggal 5 Desember 1791, Mozart meninggal, jam satu pagi.

Sebab-musabab Mozart meninggal tak pernah tercatat dengan jelas. Para musikolog membuat beberapa dugaan kemungkinan kenapa kuburan Mozart tak diketahui letaknya.

1. Mozart diracuni Salieri yang merupakan saingannya. Ada jurnal di Eropa yang mengatakan Salieri mengakuinya sebelum ia meninggal di tempat tidurnya (1825), walau ada cerita lain yang menentang hal ini.
2. Pada pemakaman Mozart terdapat badai salju sehingga keluarganya tak bisa mengikuti pemakaman. Cerita ini dibantah oleh catatan cuaca Wina.
3. Tubuh Mozart dipindahkan ke tempat lain karena keluarganya tak membayar ongkos penguburan.

Sumber : Wikipedia.org
Read Post | comments

Sejarah Hidup Jenderal Achmad Yani

Jenderal Achmad Yani terkenal sebagai seorang tentara yang selalu berseberangan dengan Partai Komunis Indonesia (PKI). Ketika menjabat Menteri/Panglima Angkatan Darat (Men/Pangad) atau yang sekarang menjadi Kepala Staf Angkatan Darat sejak tahun 1962, ia menolak keinginan PKI untuk membentuk Angkatan Kelima yang terdiri dari buruh dan tani.

Karenanya, dengan fitnah bahwa sejumlah TNI AD telah bekerja sama dengan sebuah negara asing untuk menjatuhkan Presiden Soekarno, PKI lewat Gerakan Tiga Puluh September (G 30/S) menjadikan dirinya salah satu target yang akan diculik dan dibunuh di antara tujuh petinggi TNI AD lainnya.

Peristiwa yang terjadi pada tanggal 1 Oktober 1965 dinihari itu akhirnya menewaskan enam dari tujuh Perwira Tinggi Angkatan Darat yang sebelumnya direncanakan PKI. Lubang Buaya, lokasi dimana sumur tempat menyembunyikan jenazah para Pahlwawan Revolusi itu berada menjadi saksi bisu atas kekejaman komunis tersebut.

Jenderal yang sangat dekat dengan Presiden Soekarno, ini merupakan salah satu tangan kanan dan kepercayaan Sang Proklamator. Ia sangat cinta dan setia terhadap Bung Karno. Karena kecintaan dan kesetiaannya, ia bahkan pernah mengatakan, “Siapa yang berani menginjak bayang-bayang Bung Karno, harus terlebih dahulu melangkahi mayat saya.” Bahkan ada isu terdengar, bahwa Achmad Yani telah dipersiapkan oleh Bung Karno sebagai calon penggantinya sebagai presiden. Namun dirinya begitu dekat dengan Presiden Pertama RI itu, Achmad Yani tidak setuju dengan konsep Nasakom dari Soekarno. Isu dan prinsipnya itu akhirnya membuat PKI semakin benci terhadap dirinya.

Achmad Yani yang lahir di Jenar, Purworejo pada tanggal 19 Juni 1922, ini adalah putra dari Sarjo bin Suharyo (ayah) dan Murtini (ibu). Pendidikan formal diawalinya di HIS (setingkat Sekolah Dasar) Bogor, yang diselesaikannya pada tahun 1935. Kemudian ia melanjutkan sekolahnya ke MULO (setingkat Sekolah Menegah Pertama) kelas B Afd. Bogor. Dari sana ia tamat pada tahun 1938, selanjutnya ia masuk ke AMS (setingkat Sekolah Menengah Umum) bagian B Afd. Jakarta. Sekolah ini dijalaninya hanya sampai kelas dua, sehubungan dengan adanya milisi yang diumumkan oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Ia kemudian mengikuti pendidikan militer pada Dinas Topografi Militer di Malang dan secara lebih intensif lagi di Bogor. Dari sana ia mengawali karier militernya dengan pangkat Sersan. Kemudian setelah tahun 1942 yakni setelah pendudukan Jepang di Indonesia, ia juga mengikuti pendidikan Heiho di Magelang dan selanjutnya masuk tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor.

Berbagai prestasi pernah diraihnya pada masa perang kemerdekaan, antara lain berhasil melucuti senjata Jepang di Magelang. Setelah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, dirinya diangkat menjadi Komandan TKR Purwokerto. Selanjutnya karier militernya pun semakin cepat menanjak.

Prestasi lain diraihnya ketika Agresi Militer Pertama Belanda terjadi. Pasukannya yang beroperasi di daerah Pingit berhasil menahan serangan Belanda di daerah tersebut. Maka saat Agresi Militer Kedua Belanda terjadi, ia dipercayakan memegang jabatan sebagai Komandan Wehrkreise II yang meliputi daerah pertahanan Kedu.

Setelah Indonesia mendapat pengakuan kedaulatan, ia diserahi tugas untuk menghancurkan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) yang mengacau di daerah Jawa Tengah. Ketika itu dibentuklah pasukan Banteng Raiders yang diberi latihan khusus. Alhasil, pasukan DI/TII pun berhasil ditumpasnya.

Seusai penumpasan DI/TII tersebut, ia ditarik ke Staf Angkatan Darat. Pada tahun 1955, ia disekolahkan pada Command and General Staff College di Fort Leaven Worth, Kansas, USA selama sembilan bulan. Dan pada tahun 1956, ia juga mengikuti pendidikan selama dua bulan pada Spesial Warfare Course di Inggris.

Pada tahun 1958 saat pemberontakan PRRI terjadi di Sumatera Barat, Achmad Yani yang masih berpangkat Kolonel diangkat menjadi Komandan Komando Operasi 17 Agustus, untuk memimpin penumpasan pemberontakan PRRI tersebut. Ia juga berhasil menumpas pemberontakan tersebut. Sejak itu namanya pun semakin cemerlang. Hingga pada tahun 1962, ia yang waktu itu berpangkat Letnan Jenderal diangkat menjadi Men/Pangad menggantikan Jenderal A.H. Nasution yang naik jabatan menjadi Menteri Koordinator Pertahanan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata (Menko Hankam/Kasab).

Saat menjabat Men/Pangad itulah kejadian naas terjadi. Jenderal yang terkenal sangat anti pada ajaran komunis itu pada tanggal 1 Oktober 1965 pukul 4:35 WIB, di kala subuh, diculik dan ditembak oleh PKI di depan kamar tidurnya hingga gugur. Dalam pencarian yang dipimpin oleh Soeharto (mantan Presiden RI) yang ketika itu masih menjabat sebagai Pangkostrad, jenazahnya ditemukan di Lubang Buaya terkubur di salah satu sumur tua bersama enam jenazah lainnya. Jenazah Achmad Yani dimakamkan di Taman Makam Pahlawan, ia gugur sebagai Pahlawan Revolusi. Pangkatnya yang sebelumnya Letnan Jenderal dinaikkan satu tingkat sebagai penghargaan menjadi Jenderal.

Dia gugur karena mempertahankan kesucian Dasar dan Falsafah Negara, Pancasila, yang coba hendak diselewengkan komunis. Untuk menghormati jasa para pahlawan tersebut, maka di Lubang Buaya, dekat sumur tua tempat jenazah ditemukan, dibangun tugu dengan latar belakang patung ketujuh pahlawan Revolusi yakni enam Perwira Tinggi: Jend. TNI Anumerta Achmad Yani, Letjen. TNI Anumerta Suprapto, Letjen. TNI Anumerta S.Parman, Letjen. TNI Anumerta M.T. Haryono, Mayjen. TNI Anumerta D.I. Panjaitan, Mayjen. TNI Anumerta Sutoyo S, dan ditambah satu Perwira Pertama Kapten CZI TNI Anumerta Pierre Tendean. Tugu tersebut dinamai Tugu Kesaktian Pancasila.

Peristiwa 1 Oktober 1965 tersebut kemudian telah melahirkan suatu orde dalam sejarah pasca kemerdekaan republik ini. Orde yang kemudian lebih dikenal dengan Orde Baru itu menetapkan tanggal 1 Oktober setiap tahunnya sebagai hari Kesaktian Pancasila sekaligus sebagai hari libur nasional. Penetapan itu didasari oleh peristiwa yang terjadi pada hari dan bulan itu, dimana telah terjadi suatu usaha perongrongan Pancasila, namun berhasil digagalkan.

Belakangan setelah orde baru jatuh dan digantikan oleh orde yang disebut Orde Reformasi, peringatan hari Kesaktian Pancasila ini sepertinya mulai dilupakan. Terbukti tanggal 1 Oktober tersebut tidak lagi ditetapkan sebagai hari libur nasional sebagaimana sebelumnya.

Dalam pidato Bung Karno yang dikenal dengan “Jasmerah”, Bapak Bangsa itu menyebut agar jangan sekali-kali melupakan sejarah. Lebih tegas disebutkan, bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang mengingat dan menghargai sejarahnya. Hendaknya begitulah yang terdapat pada bangsa ini, khususnya pada para pemimpinnya.
Read Post | comments

Biografi Robert Hooke penemu jenius yang terlupakan

Robert Hooke lahir di Inggris tahun 1635, kemudian bekerja sbg pengawas eksperimen di Royal Society of British (1662 - 1677).
Hooke adalah seorang penemu yg brilian. dia menciptakan kopling, yang dipakai utk kendaraan bermotor saat ini; diafragma iris, yg mengatur bukaan lensa kamera; dan kendali pegas pada roda penyeimbang arloji; bahkan dia membuat pompa udara untuk Robert Boyle. Hukum Hooke adalah teori tentang elastisitas pegas yang sampai sekarang dipakai untuk patokan. Prestasi terbesar Hooke adalah dg menciptakan mikroskop majemuk (Hookscop) yg kemudian dikembangkan oleh Christopher Crock.
"Sel" adalah kata ciptaannya utk menggambarkan rongga-rongga berbentuk sarang lebah pada gabus, kata "sel" kemudian digunakan utk unit dasar pembentuk makhluk hidup.
Bukunya, Micrographia (Gambar-gambar kecil), yg diterbitkan tahun 1655, memuat gambar kehidupan serangga yg dia gambar dengan indah dan akurat berdasarkan apa yg dia lihat di bawah mikroskopnya. Dia menggambarkan sketsa kutu dlm sketsa berukuran 30x45 cm dg detail dari mulai cakar, tulang belakang, sampai kulit kerasnya. Konon gambar kutu yg hidup sbg parasit ini, mengejutkan para pembacanya. Bahkan, para wanita terhormat sampai jatuh pingsan ketika melihat gambar itu!
Dalam bukunya Hooke menulis, "Mikroskop memungkinkan utk melihat ratusan kali ujung lancip dari jarum yg lebih tajam". Untuk pertama kali mikroskop menyingkapkan "dunia organisme hidup yg luar biasa kompleks" menurut Encyclopedia Britannica. Hooke adalah orang pertama yg memeriksa fosil dan menyebutkannya sebagai jasad atau sisa organisme yang sudah lama mati.
Setelah kebakaran London 1666, Hooke diangkat menjadi juru survei untuk pembangunan kembali London, bersama dengan Christopher Wren. Hooke membuat Monumen peringatan setinggi 62 meter di London, pilar itu dibuat tanpa penopang, dan dia berniat menggunakannya untuk menguji teori gravitasi. dan dia pun ikut berpatisipasi dalam pembuatan Royal Observatory Greenwich oleh Wren. Montague House, gedung pertama British Museum pun salah atau karya nya.
Hooke adalah astronom hebat, termasuk orang pertama yg membuat teleskop pemantul, yg  ia dinamain dengan nama astronom dan ahli matematika Skotlandia, james Gregory. Berdasarkan pengamatannya, planet Yupiter berputar pada porosnya dan sketsa Mars karyanya digunakan 2 abad kemudian sebagai penentu kecepatan rotasi planet tersebut.
Tahun 1687, sir Isaac Newton menerbitkan Mathematical Principles of natural Philosophy. Buku tersebut terbit 22 tahun setelah Micrographia Hooke, menguraikan hukum gerakan termasuk hukum Gravitasi. tetapi, menurut Allan Chapman (Sejarawan sains Universitas Oxford), Hooke sudah terlebih dahulu mengungkapkan hukum gravitasi ini.
Karena perdebatan tentang optika dan gravitasi, hubungan Hooke dan Newton rusak, bahkan Newton menghapuskan nama Hooke dari Mathematical Principles. Selain itu karya-karya Hooke serta satu-satunya potret dirinya ikut hilang, tak lama setelah Newton menjadi ketua Royal Society of British.
Tahun 2003, dalam rangka memperingati 300 tahun meninggalnya Hooke, Royal Observatory Greenwich di London memamerkan beberapa temuannya yang luar biasa. dan para ilmuwan berusaha keras utk memulihkan reputasi Hooke sebagai"penemu jenius yang terlupakan" begitu menurut penulis biografi Stephen Inwood.
Robert Hooke meninggal di London pada tanggal 3 Maret 1703.
Read Post | comments

Sejarah Hidup Dewi Sartika

Dewi Sartika dilahirkan dari keluarga priyayi Sunda, Nyi Raden Rajapermas dan Raden Somanagara. Meski melanggar adat saat itu, orang tuanya bersikukuh menyekolahkan Dewi Sartika, ke sekolah Belanda pula. Sepeninggal ayahnya, Dewi Sartika dirawat oleh pamannya (kakak ibunya) yang berkedudukan sebagai patih di Cicalengka. Dari pamannya, beliau mendapatkan didikan mengenai kesundaan, sedangkan wawasan kebudayaan Barat diperolehnya dari berkat didikan seorang nyonya Asisten Residen bangsa Belanda.
Sejak kecil, Dewi Sartika sudah menunjukkan bakat pendidik dan kegigihan untuk meraih kemajuan. Sambil bermain di belakang gedung kepatihan, beliau sering memperagakan praktik di sekolah, mengajari baca-tulis, dan bahasa Belanda, kepada anak-anak pembantu di kepatihan. Papan bilik kandang kereta, arang, dan pecahan genting dijadikannya alat bantu belajar.

Waktu itu Dewi Sartika baru berumur sekitar sepuluh tahun, ketika Cicalengka digemparkan oleh kemampuan baca-tulis dan beberapa patah kata dalam bahasa Belanda yang ditunjukkan oleh anak-anak pembantu kepatihan. Gempar, karena di waktu itu belum banyak anak-anak (apalagi anak rakyat jelata) memiliki kemampuan seperti itu, dan diajarkan oleh seorang anak perempuan.
Ketika sudah mulai remaja, Dewi Sartika kembali ke ibunya di Bandung. Jiwanya yang semakin dewasa semakin menggiringnya untuk mewujudkan cita-citanya. Hal ini didorong pula oleh pamannya, Bupati Martanagara, pamannya sendiri, yang memang memiliki keinginan yang sama. Tetapi, meski keinginan yang sama dimiliki oleh pamannya, tidak menjadikannya serta merta dapat mewujudkan cita-citanya. Adat yang mengekang kaum wanita pada waktu itu, membuat pamannya mengalami kesulitan dan khawatir. Namu karena kegigihan semangatnya yang tak pernah surut, akhirnya Dewi Sartika bisa meyakinkan pamannya dan diizinkan mendirikan sekolah untuk perempuan.
Tahun 1906, Dewi Sartika menikah dengan Raden Kanduruan Agah Suriawinata, seseorang yang memiliki visi dan cita-cita yang sama, guru di Sekolah Karang Pamulang, yang pada waktu itu merupakan Sekolah Latihan Guru.
Sejak 1902, Dewi Sartika sudah merintis pendidikan bagi kaum perempuan. Di sebuah ruangan kecil, di belakang rumah ibunya di Bandung, Dewi Sartika mengajar di hadapan anggota keluarganya yang perempuan. Merenda, memasak, jahit-menjahit, membaca, menulis, dan sebagainya, menjadi materi pelajaran saat itu

Usai berkonsultasi dengan Bupati R.A. Martenagara, pada 16 Januari 1904, Dewi Sartika membuka Sakola Istri (Sekolah Perempuan) pertama se-Hindia-Belanda. Tenaga pengajarnya tiga orang; Dewi Sartika dibantu dua saudara misannya, Ny. Poerwa dan Nyi. Oewid. Murid-murid angkatan pertamanya terdiri dari 20 orang, menggunakan ruangan pendopo kabupaten Bandung.

Setahun kemudian, 1905, sekolahnya menambah kelas, sehingga kemudian pindah ke Jalan Ciguriang, Kebon Cau. Lokasi baru ini dibeli Dewi Sartika dengan uang tabungan pribadinya, serta bantuan dana pribadi dari Bupati Bandung. Lulusan pertama keluar pada tahun 1909, membuktikan kepada bangsa kita bahwa perempuan memiliki kemampuan yang tak ada bedanya dengan laki-laki. Tahun 1910, menggunakan hartanya pribadi, sekolahnya diperbaiki lagi sehingga bisa lebih mememnuhi syarat kelengkapan sekolah formal.

Pada tahun-tahun berikutnya di beberapa wilayah Pasundan bermunculan beberapa Sakola Istri, terutama yang dikelola oleh perempuan-perempuan Sunda yang memiliki cita-cita yang sama dengan Dewi Sartika. Pada tahun 1912 sudah berdiri sembilan Sakola Istri di kota-kota kabupaten (setengah dari seluruh kota kabupaten se-Pasundan). Memasuki usia ke-sepuluh, tahun 1914, nama sekolahnya diganti menjadi Sakola Kautamaan Istri (Sekolah Keutamaan Perempuan). Kota-kota kabupaten wilayah Pasundan yang belum memiliki Sakola Kautamaan Istri tinggal tiga/empat, semangat ini menyeberang ke Bukittinggi, di mana Sakola Kautamaan Istri didirikan oleh Encik Rama Saleh. Seluruh wilayah Pasundan lengkap memiliki Sakola Kautamaan Istri di tiap kota kabupatennya pada tahun 1920, ditambah beberapa yang berdiri di kota kewedanaan.

Bulan September 1929, Dewi Sartika mengadakan peringatan pendirian sekolahnya yang telah berumur 25 tahun, yang kemudian berganti nama menjadi "Sakola Raden Déwi". Atas jasanya dalam bidang ini, Dewi Sartika dianugerahi bintang jasa oleh pemerintah Hindia-Belanda.
Dewi Sartika meninggal 11 September 1947 di Tasikmalaya, dan dimakamkan dengan suatu upacara pemakaman sederhana di pemakaman Cigagadon-Desa Rahayu Kecamatan Cineam. Tiga tahun kemudian dimakamkan kembali di kompleks Pemakaman Bupati Bandung di Jalan Karang Anyar, Bandung.
Read Post | comments

Sejarah Hidup Haji Agus Salim

Haji Agus Salim (lahir dengan nama Mashudul Haq (berarti "pembela kebenaran"); lahir di Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat, Hindia Belanda, 8 Oktober 1884 – meninggal di Jakarta, Indonesia, 4 November 1954 pada umur 70 tahun) adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia.
Agus Salim lahir dari pasangan Angku Sutan Mohammad Salim dan Siti Zainab. Ayahnya adalah seorang kepala jaksa di Pengadilan Tinggi Riau.

Pendidikan dasar ditempuh di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah khusus anak-anak Eropa, kemudian dilanjutkan ke Hoogere Burgerschool (HBS) di Batavia. Ketika lulus, ia berhasil menjadi lulusan terbaik di HBS se-Hindia Belanda.

Setelah lulus, Salim bekerja sebagai penerjemah dan pembantu notaris pada sebuah kongsi pertambangan di Indragiri. Pada tahun 1906, Salim berangkat ke Jeddah, Arab Saudi untuk bekerja di Konsulat Belanda di sana. Pada periode inilah Salim berguru pada Syeh Ahmad Khatib, yang masih merupakan pamannya.

Salim kemudian terjun ke dunia jurnalistik sejak tahun 1915 di Harian Neratja sebagai Redaktur II. Setelah itu diangkat menjadi Ketua Redaksi. Menikah dengan Zaenatun Nahar dan dikaruniai 8 orang anak. Kegiatannya dalam bidang jurnalistik terus berlangsung hingga akhirnya menjadi Pemimpin Harian Hindia Baroe di Jakarta. Kemudian mendirikan Suratkabar Fadjar Asia. Dan selanjutnya sebagai Redaktur Harian Moestika di Yogyakarta dan membuka kantor Advies en Informatie Bureau Penerangan Oemoem (AIPO). Bersamaan dengan itu Agus Salim terjun dalam dunia politik sebagai pemimpin Sarekat Islam.
Pada tahun 1915, Salim bergabung dengan Sarekat Islam (SI), dan menjadi pemimpin kedua di SI setelah H.O.S. Tjokroaminoto.

Peran Agus Salim pada masa perjuangan kemerdekaan RI antara lain:
anggota Volksraad (1921-1924)
anggota panitia 9 BPUPKI yang mempersiapkan UUD 1945
Menteri Muda Luar Negeri Kabinet Sjahrir II 1946 dan Kabinet III 1947
pembukaan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara-negara Arab, terutama Mesir pada tahun 1947
Menteri Luar Negeri Kabinet Amir Sjarifuddin 1947
Menteri Luar Negeri Kabinet Hatta 1948-1949

Di antara tahun 1946-1950 ia laksana bintang cemerlang dalam pergolakan politik Indonesia, sehingga kerap kali digelari “Orang Tua Besar” (The Grand Old Man). Ia pun pernah menjabat Menteri Luar Negeri RI pada kabinet Presidentil dan di tahun 1950 sampai akhir hayatnya dipercaya sebagai Penasehat Menteri Luar Negeri.

Pada tahun 1952, ia menjabat Ketua di Dewan Kehormatan PWI. Biarpun penanya tajam dan kritikannya pedas namun Haji Agus Salim masih mengenal batas-batas dan menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik.

Setelah mengundurkan diri dari dunia politik, pada tahun 1953 ia mengarang buku dengan judul Bagaimana Takdir, Tawakal dan Tauchid harus dipahamkan? yang lalu diperbaiki menjadi Keterangan Filsafat Tentang Tauchid, Takdir dan Tawakal.

Ia meninggal dunia pada 4 November 1954 di RSU Jakarta dan dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.

Read Post | comments

Christopher L. Sholes Penemu keyboard Qwerty

Christopher Latham Sholes (14 februari 1819- 17 februari 1890), dia adalah sang penemu mesin ketik dan keyboard Qwerty. Beliau lahir di Mooresburg, Pennsyvania-AS.

tahun 1867 beliau menciptakan mesin ketik dan mengembangkannya mesin ketik hingga tercipta keyboard QWERTY pada tahun 1873.

entah kenapa susunan pada huruf keyboard QWERTY?? mengapa tidak urut???
Karena pada saat sholes menciptakan mesin Ketik, susunan hurufnya dibuat urut berdasarkan huruf latin, sehingga memungkinkan kita mengetik lebih cepat, namun susunan demikian sering menimbulkan masalah. Sering kali saat tombol ditekan, batang-batang huruf (slug) yang menghentak pita itu mengalami kegagalan mekanik, yang lebih sering diakibatkan batang-batang itu saling mengait (jamming). Atas saran James Densmore rekan bisnisnya, ia sholes harus mencari kombinasi huruf lain agar masalah ini dapat terselesaikan.

Karena bingun memikirkan solusinya, Sholes justru mengacak-acak urutan itu sedemikian rupa, sehingga terciptalah kombinasi yang dianggap paling sulit untuk mengetik, dengan tujuan agar tidak terjadi kegagalan mekanik, dan terciptalah suatu urutan QWERTY ini pada mesin ketik. Akhirnya susunan pada mesin ketik inilah yang diturunkan pada keyboard sebagai input komputer dan pada tahun 1973 diresmikan sebagai keyboard standar ISO (International Standar Organization).\

Sebenarnya ada beberapa standar susunan keyboard yang dipakai sekarang ini. Sebut saja ASK (American Simplified Keyboard), umum disebut DVORAK yang ditemukan oleh Dr. August Dvorak sekitar tahun 1940.

Secara penelitian saat itu, susunan DVORAK memungkinkan kita untuk mengetik dengan lebih efisien. Tetapi mungkin karena terlambat, akhirnya DVORAK harus tunduk karena dominasi QWERTY yang sudah terjadi pada organisasi-organisasi dunia saat itu dan mereka tidak mau menanggung resiko rush apabila mengganti ke susunan keyboard DVORAK. Satu-satunya pengakuan adalah datang dari ANSI (American National Standard Institute) yang menyetujui susunan keyboard Dvorak sebagai versi “alternatif” di sekitar Tahun 1970.

Susunan keyboard lainnya yang masih perkembangan dari susunan QWERTY adalah QWERTZ yang dipakai di negara seperti Hungaria, Jerman, Swiss, dll. AZERTY oleh negara Prancis dan Belgia, QZERTY, dll.

Sholes meninggal pada 17 Februari 1890 setelah berjuang melawan tuberkulosis selama sembilan tahun, dan dimakamkan di Hutan Rumah Pemakaman di Milwaukee.

Read Post | comments

Thomas knoll Pencipta adobe photoshop

Thomas knoll, Pendiri Adobe Photoshop Yang Jarang Di Kenal Oleh Banyak Orang
Bisa dibilang, hampir seluruh orang kreatif di dunia menggunakan Adobe Photoshop. Namun sayangnya banyak yang tidak mengenal sang founder, Thomas Knoll dan John Knoll. Wajar memang, mengingat sejak debut peluncurannya pada awal tahun 1990, baru saat inilah nama mereka muncul di beberapa buku-buku desain, buku-buku award, atau majalah tahunan desain grafis. Aplikasi yang diciptakannya (Adobe Photoshop, red) telah banyak merubah attitude dan proses kreasi desainer. Mulai dari penggunaan untuk manipulasi foto hingga aplikasi manipulasi film.


Korbankan Study Demi Photoshop

Semua bermula pada tahun 1987 saat Thomas Knoll, seorang kandidat doktor di Universitas Michigan, Amerika Serikat (AS), membeli ‘Apple Mac Plus’ terbaru untuk mendukung pengerjaan thesisnya. Ia pun terkejut ketika komputer yang dibelinya itu tak mampu menampilkan gambar berwarna grayscale yang berkualitas pada monitor monokrom. Lalu dengan gaya seorang hacker, Thomas memberanikan diri membuat kode sendiri untuk memperbaiki kekurangan tersebut.

Dibantu adiknya, John Knoll, Thomas pun siap beraksi. Pengalaman dalam meraih Piala Oscar tahun 1989 (kategori efek visual terbaik dalam film ‘The Abyss’), serta partisipasinya dalam film ‘Star Wars’ dan ‘Star Trek’, meyakinkan Thomas untuk mampu merubah komputernya. Ia yakin bahwa software yang sedang dibuat itu mirip sekali dengan yang digunakan di ILM (Industrial Light & Magic), tempat John bekerja. Sejak itulah Thomas mulai serius mengembangkan software image pertamanya, yang kemudian lahir dengan nama “Display”.

Untuk lebih serius menggarap program tersebut, Thomas mengambil cuti studi 6 bulan dan mengajak John bekerjasama untuk menjual aplikasi ini secara lebih profesional. Dalam perkembangannya, mereka menjumpai berbagai tantangan berliku. Salah satu yang menyakitkan adalah ketika karya mereka dianggap tidak menjual. Namun, knoll bersaudara tak patah arang. Mereka bahkan berhasil mengembangkan suatu metode inovatif yang belakangan dikenal sebagai ‘plug-ins’. Tepatnya sebuah fitur untuk menyelaraskan ‘tones’, ‘hue & saturation’, serta beberapa kontrol keseimbangan gambar lainnya.

Inilah Thomas knoll:



Lahirnya Debut Adobe Photoshop

Saat pengembangan “Display” menjadi semakin baik, hasilnya pun muncul dengan nama “ImagePro”. Baru pada tahun 1988, perusahaan scanner BarneyScan tertarik untuk membelinya sebagai software bawaan scanner. Nah, saat itulah nama Photoshop lahir. Tapi sayang, Photoshop muda ini hanya dibuat 200 copy saja sehingga belum dikenal masyarakat luas. Tak ingin berpuas hati, mereka lalu mencoba mencari peruntungan di kawasan industri terkenal, ‘Silicon Valley’.

Selangkah demi selangkah, keberuntungan pun mulai berpihak. Mereka berhasil mendemonstrasikan keunggulan program Photoshop kepada Apple Computer Inc dan Adobe. Alhasil, pihak Adobe kepincut dan langsung membeli lisensi program itu. Kemudian pihak Adobe sepakat untuk merilis Adobe Photoshop 1.0 pada bulan Februari 1990. Program itu berkapasitas sama dengan sekeping floppy disk (1,4 Mb) yang hanya bisa dioperasikan untuk komputer ber-platform Macintosh.


Merambah ke Windows

Setelah itu Adobe Photoshop mulai mencatat sejarah hingga menjadi salah satu masterpiece di dunia teknologi informasi. Next, Adobe Photoshop 2.0 dirilis pada Juni 1991 yang lagi-lagi hanya bisa dioperasikan di bawah platform Macintosh. Seiring dengan perkembangannya, Windows dinilai mulai mendominasi pasar komputer. Maka pada tahun 1992 diluncurkanlah Adobe Photoshop Versi 2.5, yang pertama kalinya bisa dioperasikan ke Windows.

Pada November 1993, kembali diluncurkan versi 2.5.1 namun kali ini Windows tidak diikutsertakan. Baru pada Versi 3.0 di tahun 1994 diluncurkan kembali untuk Macintosh & Windows. Begitu pula dengan versi 4.0 (1996), versi 4.0.1 (1997), versi 5.0 (1998), versi 5.0.1 (1999), versi 5.5 (1999), versi 6.0 (2000), versi 6.0.1 (2001), versi 7 (2002), versi 7.0.1 (2002). versi 8.0/CS (2003), kemudian disusul dengan CS 2 (2005), CS 3 (2007), CS 4 (2008), dan yang terbaru adalah CS5 (2010).

Saat ini Thomas dan John Knoll bekerja di Adobe. Kalau diperhatikan, nama mereka selalu terpampang saat kita membuka aplikasi software Adobe Photoshop. Sambil terus mengembangkan Photoshop, John masih disibukan dengan profesinya sebagai Visual Effect Supervisor di ILM. Beberapa film science fiction terkenal yang pernah ditangani John antara lain

2009 Avatar
2009 Harry Potter and the Half-Blood Prince
2009 Confessions of a Shopaholic
2008 Speed Racer
2007 Pirates of the Caribbean: At World's End
2006 Pirates of the Caribbean: Dead Man's Chest
2005 Star Wars Episode III: Revenge of the Sith
2003 Pirates of the Caribbean: The Curse of the Black Pearl
2002 Star Wars Episode II: Attack of the Clones
2000 Mission to Mars
1999 Deep Blue Sea
1999 Star Wars Episode I: The Phantom Menace
1996 Star Trek: First Contact
1996 Mission: Impossible
1994 Star Trek Generations
1994 Baby's Day Out
1991 Hudson Hawk
1991 Hook
1990 The Hunt for Red October
1989 The Abyss
1988 Willow
1987 Innerspace
1987 Empire of the Sun
1987 Star Trek: The Next Generation
1986 Star Trek IV: The Voyage Home
1986 Captain EO

Terima Kasih Sumber http://blogkempul.blogspot.com/2010/06/thomas-knoll-pendiri-adobe-photoshop.html#ixzz1DvlNK8EV
Read Post | comments

Sejarah penemuan pensil

Pensil adalah alat tulis dan lukis yang awalnya terbuat dari grafit murni. Penulisan dilakukan dengan menggoreskan grafit tersebut ke atas media. Namun grafit murni cenderung mudah patah, terlalu lembut, memberikan efek kotor saat media bergesekan dengan tangan, dan mengotori tangan saat dipegang. Karena itu kemudian diciptakan campuran grafit dengan tanah liat agar komposisinya lebih keras. Selanjutnya komposisi campuran ini dibalut dengan kertas atau kayu.

Penggunaan timbal dan grafit sudah dimulai sejak zaman Yunani. Keduanya memberikan efek goresan abu-abu, walaupun grafit sedikit lebih hitam. Grafit sangat jarang dipakai hingga kemudian pada tahun 1564 ditemukan kandungan grafit murni dalam jumlah besar di Borrowdale, sebuah lembah di Lake District, Inggris bagian utara. Meskipun kelihatan seperti batu bara, mineral tersebut tidak dapat terbakar, dan meninggalkan bekas berwarna hitam mengilap, serta mudah dihapus di atas permukaan yang bisa ditulisi. Pada masa ini istilah grafit masih disalahartikan dengan timah, timah hitam, dan plumbago, artinya "seperti timah" mengingat sifatnya yang hampir sama. Karena itu istilah lead pencil (pensil timah) masih digunakan sampai sekarang. Karena teksturnya berminyak, bongkahan dibungkus dengan kulit domba atau potongan kecil timah berbentuktongkat dibebat dengan tali. Tidak seorang pun tahu siapa yang mula-mula mempunyai ide untuk memasukkan timah hitam ke dalam wadah kayu, tetapi pada tahun 1560-an, pensil yang primitif sudah sampai di benua Eropa.

Tak lama kemudian, timah hitam ditambang dan diekspor untuk memenuhi permintaan para seniman; dan pada abad ke-17, bisa dikatakan timah hitam telah digunakan di mana-mana. Pada waktu yang sama, para pembuat pensil bereksperimen dengan timah hitam untuk menghasilkan alat tulis yang lebih baik. Karena murni serta mudah diekstrak, timah hitam dari Borrowdale menjadi incaran pencuri dan pedagang gelap. Untuk mengatasinya, Parlemen Inggris mengeluarkan undang-undang pada tahun 1752 yang menetapkan bahwa pencuri timah hitam bisa dipenjarakan atau dibuang ke suatu koloni narapidana.

Namun pada tahun 1779, seorang ahli kimia Carl W. Scheele meneliti dan menyimpulkan bahwa grafit memiliki sifat kimiawi yang jauh berbeda dengan timbal. Grafit adalah komposisi molekul karbon murni yang lunak. Akhirnya pada tahun 1789, ahli Geologi Jerman, Abraham G. Werner memberikan nama grafit, yang berasal dari perkataan Yunani graphein, yang berarti menulis. Jadi, isi pensil bukan timah.

Selama bertahun-tahun, grafit Inggris memonopoli industri pembuatan pensil karena cukup murni untuk digunakan tanpa perlu diproses lagi. Karena grafit Eropa kurang bermutu, pabrik-pabrik pensil di sana bereksperimen dengan berbagai cara untuk memperbaiki isi pensil. Insinyur Prancis Nicolas-Jacques Conté mencampur bubuk grafit dengan tanah liat, membentuk campuran itu menjadi batang-batang, dan membakarnya dalam perapian. Dengan mengubah-ubah perbandingan grafit terhadap tanah liat, ia bisa membuat isi pensil yang menghasilkan berbagai gradasi warna hitam—proses yang digunakan sampai sekarang.

Pada abad ke-19, pembuatan pembuatan pensil menjadi bisnis besar. Grafit ditemukan di beberapa tempat, termasuk Siberia, Jerman, dan yang sekarang disebut Republik Ceko. Di Jerman dan kemudian di Amerika Serikat, sejumlah pabrik dibuka. Mekanisasi dan produksi massal menekan harga, dan pada awal abad ke-20, bahkan anak-anak sekolah menggunakan pensil.

Awalnya pensil grafit diberi balutan kertas yang dirobek sesuai keinginan pemakainya. Namun kemudian ditemukan cara lebih praktis dan efisien dengan menyelimuti seluruh batang grafit dengan dua bilah kayu yang ditoreh untuk menyediakan tempat bagi batang grafit dan kemudian disatukan.
Rautan pensil sebagai pelengkap alat tulis
Peraut mekanis mempermudah pengguna saat meraut pensil

Grafit murni mungkin lebih disukai seniman karena karakteristiknya yang lebih lugas. Namun untuk penggunaan sehari-hari, diperlukan grafit yang berkualitas lebih rendah agar lebih fleksibel. Pada tahun 1795, ahli kimia Perancis, Nicolas Jacques Conté, menemukan cara mencampur grafit dengan tanah liat agar dihasilkan pensil yang lebih baik dan praktis. Salah satu produk turunannya adalah pensil Konte.

Pada 30 Maret 1858 Hymen Lipman dari Philadelphia, Pennsylvania, Amerika Serikat mematenkan pensil dengan ujung penghapus. Namun kemudian paten ini dibatalkan dengan alasan sebanenarnya tidak ada penemuan hal baru dari pensil tersebut. Peraut mekanik ditemukan pada tahun 1880 dan dengan cepat menjadi sangat populer.
Read Post | comments

Leonard Kleinrock Penemu Internet


Leonard Kleinrock Siapa sangka penemuannya ini menjadi salah satu penemuan terbesar menjelang abad modern. Dialah Leonard Kleinrock, lahir di New York 13 Juni 1934 adalah seorang engineer dan ilmuwan komputer. Sekitar 40 tahun yang lalu tepatnya 29 Oktober 1969, adalah hari yang bersejarah bagi perkembangan teknologi.



Pada saat itulah sang ilmuwan memperkenalkan teknologi yang bernama internet. Nah, siapa sangka penemuan beliau ini menjadi semakin berkembang hingga saat ini dan banyak membantu kita dalam keseharian. Awalnya ilmuwan kita ini menemukan internet dikarenakan kecintaannya dengan dunia sains. Dalam disertasinya dia berhasil memecahkan kode digital dan menjadikannya sebagai paket-paket yang terpisah. Inilah yang menjadi kunci dalam pertukaran data antar komputer.

Bersama timnya beliau melakukan penelitian untuk membuat satu komputer yang dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya atau dengan kata lain membuat suatu jaringan yang teramat sederhana. Namun siapa sangka awalnya tidak ada yang peduli dengan tindak tanduknya dalam proyek besar ini. Bahkan AT & T, perusahaan penyedia sambungan telepon terbesar di AS menolak penelitian ini yang menurut mereka sebuah mission imposible. Meski demikian AT & T masih berbuat baik dengan menyediakan fasilitas berupa jalur yang menghubungkan komputer untuk Arpanet. Salut buat Kang Leonard Kleinrock.
Read Post | comments

Biografi Bilal bin Rabbah

Bilal bin Rabbah adalah seorang budak yang sangat terkenal dalam sejarah islam karena kisahnya yang sangat menarik mempertahankan akidah Islam. Sebuah kisah yang tidak akan pernah membosankan, walaupun terus diulang-ulang sepanjang zaman. Kekuatan alurnya akan membuat setiap orang tetap penasaran untuk mendengarnya.

Biografi Bilal bin Rabbah dari Google Biografi

Bilal lahir di daerah as-Sarah sekitar 43 tahun sebelum hijrah. Ayahnya bernama Rabah, sedangkan ibunya bernama Hamamah, seorang budak wanita berkulit hitam yang tinggal di Mekah. Karena ibunya itu, sebagian orang memanggil Bilal dengan sebutan ibnus-Sauda' (putra wanita hitam).
Bilal dibesarkan di kota Ummul Qura (Mekah) sebagai seorang budak milik keluarga bani Abduddar. Saat ayah mereka meinggal, Bilal diwariskan kepada Umayyah bin Khalaf, seorang tokoh penting kaum kafir.

Ketika Mekah diterangi cahaya agama baru dan Rasul yang agung Sholallahu ‘alaihi wasallam mulai mengumandangkan seruan kalimat tauhid, Bilal adalah termasuk orang-orang pertama yang memeluk Islam. Saat Bilal masuk Islam, di bumi ini hanya ada beberapa orang yang telah mendahuluinya memeluk agama baru itu, seperti Ummul Mu'minin Khadijah binti Khuwailid, Abu Bakar ash-Shiddiq, Ali bin Abu Thalib, 'Ammar bin Yasir bersama ibunya, Sumayyah, Shuhaib ar-Rumi, dan al-Miqdad bin al-Aswad.

Bilal merasakan penganiayaan orang-orang musyrik yang lebih berat dari siapa pun. Berbagai macam kekerasan, siksaan, dan kekejaman mendera tubuhnya. Namun ia, sebagaimana kaum muslimin yang lemah lainnya, tetap sabar menghadapi ujian di jalan Allah itu dengan kesabaran yang jarang sanggup ditunjukkan oleh siapa pun.

Orang-orang Islam seperti Abu Bakar dan Ali bin Abu Thalib masih memiliki keluarga dan suku yang membela mereka. Akan tetapi, orang-orang yang tertindas (mustadh'afun) dari kalangan hamba sahaya dan budak itu, tidak memiliki siapa pun, sehingga orang-orang Quraisy menyiksanya tanpa belas kasihan. Quraisy ingin menjadikan penyiksaan atas mereka sebagai contoh dan pelajaran bagi setiap orang yang ingin mengikuti ajaran Muhammad.

Kaum yang tertindas itu disiksa oleh orang-orang kafir Quraisy yang berhati sangat kejam dan tak mengenal kasih sayang, seperti Abu Jahal yang telah menodai dirinya dengan membunuh Sumayyah. Ia sempat menghina dan mencaci maki, kemudian menghunjamkan tombaknya pada perut Sumayyah hingga menembus punggung... , dan gugurlah syuhada pertama dalam sejarah Islam.

Sementara itu, saudara-saudara seperjuangan Sumayyah, terutama Bilal bin Rabah, terus disiksa oleh Quraisy tanpa henti. Biasanya, apabila matahari tepat di atas ubun-ubun dan padang pasir Mekah berubah menjadi perapian yang begitu menyengat, orang-orang Quraisy itu mulai membuka pakaian orang-orang Islam yang tertindas itu, lalu memakaikan baju besi pada mereka dan membiarkan mereka terbakar oleh sengatan matahari yang terasa semakin terik. Tidak cukup sampai di sana, orang-orang Quraisy itu mencambuk tubuh mereka sambil memaksa mereka mencaci maki Muhammad.

Adakalanya, saat siksaan terasa begitu berat dan kekuatan tubuh orang-orang Islam yang tertindas itu semakin lemah untuk menahannya, mereka mengikuti kemauan orang-orang Quraisy yang menyiksa mereka secara lahir, sementara hatinya tetap pasrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kecuali Bilal-semoga Allah meridhainya. Baginya, penderitaan itu masih terasa terlalu ringan jika dibandingkan dengan kecintaannya kepada Allah dan perjuangan di jalan-Nya.

Orang Quraisy yang paling banyak menyiksa Bilal adalah Umayyah bin Khalaf bersama para algojonya. Mereka menghantam punggung telanjang Bilal dengan cambuk, namun Bilal hanya berkata, “Ahad, Ahad ... (Allah Maha Esa).” Mereka menindih dada telanjang Bilal dengan batu besar yang panas, Bilal pun hanya berkata, “Ahad, Ahad ....“ Mereka semakin meningkatkan penyiksaannya, namun Bilal tetap mengatakan, “Ahad, Ahad....”

Mereka memaksa Bilal agar memuji Latta dan 'Uzza, tapi Bilal justru memuji nama Allah dan Rasul-Nya. Mereka terus memaksanya, “Ikutilah yang kami katakan!”
Bilal menjawab, “Lidahku tidak bisa mengatakannya.” Jawaban ini membuat siksaan mereka semakin hebat dan keras.

Apabila merasa lelah dan bosan menyiksa, sang tiran, Umayyah bin Khalaf, mengikat leher Bilal dengan tali yang kasar lalu menyerahkannya kepada sejumlah orang tak berbudi dan anak-anak agar menariknya di jalanan dan menyeretnya di sepanjang Abthah(1) Mekah. Sementara itu, Bilal menikmati siksaan yang diterimanya karena membela ajaran Allah dan Rasul-Nya. Ia terus mengumandangkan pernyataan agungnya, “Ahad..., Ahad..., Ahad..., Ahad....” Ia terus mengulang-ulangnya tanpa merasa bosan dan lelah.

Suatu ketika, Abu Bakar Rodhiallahu ‘anhu mengajukan penawaran kepada Umayyah bin Khalaf untuk membeli Bilal darinya. Umayyah menaikkan harga berlipat ganda. Ia mengira Abu Bakar tidak akan mau membayarnya. Tapi ternyata, Abu Bakar setuju, walaupun harus mengeluarkan sembilan uqiyah emas(2.
Seusai transaksi, Umayyah berkata kepada Abu Bakar, "Sebenarnya, kalau engkau menawar sampai satu uqiyah-pun, maka aku tidak akan ragu untuk menjualnya."
Abu Bakar membalas, "Seandainya engkau memberi tawaran sampai seratus uqiyah-pun, maka aku tidak akan ragu untuk membelinya..."

Ketika Abu Bakar memberi tahu Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam bahwa ia telah membeli sekaligus menyelamatkan Bilal dari cengkeraman para penyiksanya, Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Abu Bakar, "Kalau begitu, biarkan aku bersekutu denganmu untuk membayarnya, wahai Abu Bakar."
Ash-Shiddiq Rodhiallahu ‘anhu menjawab, "Aku telah memerdekakannya, wahai Rasulullah."

Setelah Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam mengizinkan sahabat-sahabatnya untuk hijrah ke Madinah, mereka segera berhijrah, termasuk Bilal Rodhiallahu ‘anhu.. Setibanya di Madinah, Bilal tinggal satu rumah dengan Abu Bakar dan 'Amir bin Fihr. Malangnya, mereka terkena penyakit demam. Apabila demamnya agak reda, Bilal melantunkan gurindam kerinduan dengan suaranya yang jernih,

Duhai malangnya aku, akankah suatu malam nanti
Aku bermalam di Fakh(3) dikelilingi pohon idzkhir(4) dan jalil
Akankah suatu hari nanti aku minum air Mijannah(5)
Akankah aku melihat lagi pegunungan Syamah dan Thafil(6)
Tidak perlu heran, mengapa Bilal begitu mendambakan Mekah dan perkampungannya; merindukan lembah dan pegunungannya, karena di sanalah ia merasakan nikmatnya iman.... Di sanalah ia menikmati segala bentuk siksaan untuk mendapatkan keridhaan Allah.... Di sanalah ia berhasil melawan nafsu dan godaan setan.

Bilal tinggal di Madinah dengan tenang dan jauh dari jangkauan orang-orang Quraisy yang kerap menyiksanya. Kini, ia mencurahkan segenap perhatiannya untuk menyertai Nabi sekaligus kekasihnya, Muhammad Sholallahu ‘alaihi wasallam.. Bilal selalu mengikuti Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam ke mana pun beliau pergi. Selalu bersamanyma saat shalat maupun ketika pergi untuk berjihad. Kebersamaannya dengan RasulullahSholallahu ‘alaihi wasallam ibarat bayangan yang tidak pernah lepas dari pemiliknya.

Ketika Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam selesai membangun Masjid Nabawi di Madinah dan menetapkan azan, maka Bilal ditunjuk sebagai orang pertama yang mengumandangkan azan (muazin) dalam sejarah Islam.
Biasanya, setelah mengumandangkan azan, Bilal berdiri di depan pintu rumah Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam seraya berseru, “Hayya ‘alashsholaati hayya ‘alashsholaati...(Mari melaksanakan shalat, mari meraih keuntungan....)” Lalu, ketika Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam keluar dari rumah dan Bilal melihat beliau, Bilal segera melantunkan iqamat.

Suatu ketika, Najasyi, Raja Habasyah, menghadiahkan tiga tombak pendek yang termasuk barang-barang paling istimewa miliknya kepada Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam mengambil satu tombak, sementara sisanya diberikan kepada Ali bin Abu Thalib dan Umar ibnul Khaththab, tapi tidak lama kemudian, beliau memberikan tombak itu kepada Bilal. Sejak saat itu, selama Nabi hidup, Bilal selalu membawa tombak pendek itu ke mana-mana. Ia membawanya dalam kesempatan dua shalat id (Idul Fitri dan Idul Adha), dan shalat istisqa' (mohon turun hujan), dan menancapkannya di hadapan beliau saat melakukan shalat di luar masjid.

Bilal menyertai Nabi Sholallahu ‘alaihi wasallam dalam Perang Badar. Ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Allah memenuhi janji-Nya dan menolong tentara-Nya. Ia juga melihat langsung tewasnya para pembesar Quraisy yang pernah menyiksanya dengan hebat. Ia melihat Abu Jahal dan Umayyah bin Khalaf tersungkur berkalang tanah ditembus pedang kaum muslimin dan darahnya mengalir deras karena tusukan tombak orang-orang yang mereka siksa dahulu.

Ketika Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam menaklukkan kota Mekah, beliau berjalan di depan pasukan hijaunya bersama 'sang pengumandang panggilan langit', Bilal bin Rabah. Saat masuk ke Ka'bah, beliau hanya ditemani oleh tiga orang, yaitu Utsman bin Thalhah, pembawa kunci Ka'bah, Usamah bin Zaid, yang dikenal sebagai kekasih Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam dan putra dari kekasihnya, dan Bilal bin Rabah, Muazin Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam..

Shalat Zhuhur tiba. Ribuan orang berkumpul di sekitar Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam, termasuk orang-orang Quraisy yang baru masuk Islam saat itu, baik dengan suka hati maupun terpaksa. Semuanya menyaksikan pemandangan yang agung itu. Pada saat-saat yang sangat bersejarah itu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam memanggil Bilal bin Rabah agar naik ke atap Ka'bah untuk mengumandangkan kalimat tauhid dari sana. Bilal melaksanakan perintah Rasul Sholallahu ‘alaihi wasallam dengan senang hati, lalu mengumandangkan azan dengan suaranya yang bersih dan jelas.

Ribuan pasang mata memandang ke arahnya dan ribuan lidah mengikuti kalimat azan yang dikumandangkannya. Tetapi di sisi lain, orang-orang yang tidak beriman dengan sepenuh hatinya, tak kuasa memendam hasad di dalam dada. Mereka merasa kedengkian telah merobek-robek hati mereka.

Saat azan yang dikumandangkan Bilal sampai pada kalimat, “Asyhadu anna muhammadan rosuulullaahi (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)”. Juwairiyah binti Abu Jahal bergumam, "Sungguh, Allah telah mengangkat kedudukanmu.... Memang, kami tetap akan shalat, tapi demi Allah, kami tidak menyukai orang yang telah membunuh orang-orang yang kami sayangi." Maksudnya, adalah ayahnya yang tewas dalam Perang Badar.

Khalid bin Usaid berkata, "Aku bersyukur kepada Allah yang telah memuliakan ayahku dengan tidak menyaksikan peristiwa hari ini." Kebetulan ayahnya meninggal sehari sebelum Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam masuk ke kota Mekah..

Sementara al-Harits bin Hisyam berkata, "Sungguh malang nasibku, mengapa aku tidak mati saja sebelum melihat Bilal naik ke atas Ka'bah."
Al-Hakam bin Abu al-'Ash berkata, "Demi Allah, ini musibah yang sangat besar. Seorang budak bani Jumah bersuara di atas bangunan ini (Ka'bah)."
Sementara Abu Sufyan yang berada dekat mereka hanya berkata, "Aku tidak mengatakan apa pun, karena kalau aku membuat pernyataan, walau hanya satu kalimat, maka pasti akan sampai kepada Muhammad bin Abdullah."
Bilal menjadi muazin tetap selama Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam hidup. Selama itu pula, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam sangat menyukai suara yang saat disiksa dengan siksaan yang begitu berat di masa lalu, ia melantunkan kata, "Ahad..., Ahad... (Allah Maha Esa)."

Sesaat setelah Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam mengembuskan napas terakhir, waktu shalat tiba. Bilal berdiri untuk mengumandangkan azan, sementara jasad Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam masih terbungkus kain kafan dan belum dikebumikan. Saat Bilal sampai pada kalimat, “Asyhadu anna muhammadan rosuulullaahi (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)”, tiba-tiba suaranya terhenti. Ia tidak sanggup mengangkat suaranya lagi. Kaum muslimin yang hadir di sana tak kuasa menahan tangis, maka meledaklah suara isak tangis yang membuat suasana semakin mengharu biru.

Sejak kepergian Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam, Bilal hanya sanggup mengumandangkan azan selama tiga hari. Setiap sampai kepada kalimat, “Asyhadu anna muhammadan rosuulullaahi (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)”, ia langsung menangis tersedu-sedu. Begitu pula kaum muslimin yang mendengarnya, larut dalam tangisan pilu.

Karena itu, Bilal memohon kepada Abu Bakar, yang menggantikan posisi Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam sebagai pemimpin, agar diperkenankan tidak mengumandangkan azan lagi, karena tidak sanggup melakukannya. Selain itu, Bilal juga meminta izin kepadanya untuk keluar dari kota Madinah dengan alasan berjihad di jalan Allah dan ikut berperang ke wilayah Syam.

Awalnya, ash-Shiddiq merasa ragu untuk mengabulkan permohonan Bilal sekaligus mengizinkannya keluar dari kota Madinah, namun Bilal mendesaknya seraya berkata, "Jika dulu engkau membeliku untuk kepentingan dirimu sendiri, maka engkau berhak menahanku, tapi jika engkau telah memerdekakanku karena Allah, maka biarkanlah aku bebas menuju kepada-Nya."

Abu Bakar menjawab, "Demi Allah, aku benar-benar membelimu untuk Allah, dan aku memerdekakanmu juga karena Allah."

Bilal menyahut, "Kalau begitu, aku tidak akan pernah mengumandangkan azan untuk siapa pun setelah Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wasallam wafat."

Abu Bakar menjawab, "Baiklah, aku mengabulkannya." Bilal pergi meninggalkan Madinah bersama pasukan pertama yang dikirim oleh Abu Bakar. Ia tinggal di daerah Darayya yang terletak tidak jauh dari kota Damaskus. Bilal benar-benar tidak mau mengumandangkan azan hingga kedatangan Umar ibnul Khaththab ke wilayah Syam, yang kembali bertemu dengan Bilal Rodhiallahu ‘anhu setelah terpisah cukup lama.

Umar sangat merindukan pertemuan dengan Bilal dan menaruh rasa hormat begitu besar kepadanya, sehingga jika ada yang menyebut-nyebut nama Abu Bakar ash-Shiddiq di depannya, maka Umar segera menimpali,

"Abu Bakar adalah tuan kita dan telah memerdekakan tuan kita (maksudnya Bilal)."
Dalam kesempatan pertemuan tersebut, sejumlah sahabat mendesak Bilal agar mau mengumandangkan azan di hadapan al-Faruq Umar ibnul Khaththab. Ketika suara Bilal yang nyaring itu kembali terdengar mengumandangkan azan, Umar tidak sanggup menahan tangisnya, maka iapun menangis tersedu-sedu, yang kemudian diikuti oleh seluruh sahabat yang hadir hingga janggut mereka basah dengan air mata. Suara Bilal membangkitkan segenap kerinduan mereka kepada masa-masa kehidupan yang dilewati di Madinah bersama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam..

BiIal, "pengumandang seruan langit itu", tetap tinggal di Damaskus hingga wafat. Saat menjelang kematiannya, istri Bilal menunggu di sampingnya dengan setia seraya berkata, "Oh, betapa sedihnya hati ini...."

Tapi, setiap istrinya berkata seperti itu, Bilal membuka matanya dan membalas, "Oh, betapa bahagianya hati ini.... " Lalu, sambil mengembuskan napas terakhirnya, Bilal berkata lirih,
"Esok kita bersua dengan orang-orang terkasih...
Muhammad dan sahabat-sahabatnya
Esok kita bersua dengan orang-orang terkasih...
Muhammad dan sahabat-sahabatnya"
Read Post | comments
 
© Copyright Tokoh Ternama All Rights Reserved.