10 MOST LIKED

Ilmuwan Kembangkan Kulit Buatan untuk Robot

Liputan6.com, California: Sebuah kulit buatan yang sensitif terhadap sentuhan dan akan digunakan untuk robot yang kini tengah dikembangkan oleh para ilmuwan. Bahan fleksibel tipis yang tertanam dengan kawat semikonduktor mikroskopik dapat memberikan kemampuan untuk "merasakan". Peneliti berharap hal ini bisa digunakan untuk memberikan kepekaan terhadap anggota badan buatan.



Dr. Ali Javey, anggota tim Berkeley dari University of California mengatakan: "Ide ini adalah untuk memiliki material yang berfungsi seperti kulit manusia, yang berarti menggabungkan kemampuan untuk merasakan dan menyentuh benda-benda."



"Manusia umumnya tahu cara memegang telur tanpa menghancurkannya. Misalnya, jika kita pernah menginginkan sebuah robot untuk memegang piring lalu piringnya dipecahkan. Penelitian kami ini ingin memastikan robot itu tidak memecahkan gelas anggur. Tapi kami juga ingin robot untuk dapat memegang panci tanpa menjatuhkannya," ujar Javey.



Selain digunakan dalam robot, "e-skin" mungkin suatu hari dapat memulihkan rasa sentuhan kepada pasien yang memiliki kaki atau tangan palsu. Usaha-usaha sebelumnya untuk mengembangkan kulit buatan gagal karena bahan yang digunakan terlalu kaku atau miskin konduktor listrik. Pendekatan baru ini, dijelaskan di jurnal Nature Materials yang diterbitkan pada Ahad (12/9).(Telegraph/AYB) - Jaenal Abidin



http://tekno.liputan6.com/berita/201009/296064/Ilmuwan.Kembangkan.Kulit.Buatan.untuk.Robot
Read Post | comments

Aneh Tapi Nyata, Ilmuwan Ciptakan 'Air Kering'

Para ilmuwan yakin, dry water bisa digunakan untuk melawan pemanasan global.



VIVAnews - Air selalu identik dengan basah. Meski terlihat sangat kontradiktif, ilmuwan berhasil menciptakan 'air kering' atau dry water. Rupa 'air kering' ini mirip gula bubuk dan diharapkan akan jadi 'percikan besar' secara komersial. Tiap partikel dari air ini berisi tetesan air yang dikelilingi lapisan pasir silika. Faktanya, 95 persen dari 'dry water' adalah air 'basah'. Salah satu keunggulan dari produk ini adalah kemampuannya menyerap gas.



Para ilmuwan yakin, dry water bisa digunakan untuk melawan pemanasan global (global warming). Caranya, dengan menyerap dan menyaring gas rumah kaca -- karbon dioksida (CO2). Tes membuktikan, air kering ini tiga kali lebih baik dalam hal menyerap CO2 dibandingkan air biasa. Air kering membuktikan bisa berguna menyimpan metana dan memperluas potensi sumber energi gas alam.



Dr Ben Carter dari University of Liverpool mempresentasikan hasil riset dry water dalam The 240th National Meeting of the American Chemical Society di Boston. "Tidak ada yang seperti ini. Kami berharap bisa melihat dry water membuat gelombang di masa depan," kata dia, seperti dimuat laman Belfast Telegraph, Kamis 26 Agustus 2010.



Aplikasi lainnya didemonstrasikan oleh tim dengan cara menggunakan dry water sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi antara hidrogen dan asam maleat. Ini menghasilkan asam suksinat, bahan baku utama yang banyak digunakan untuk membuat obat, bahan makanan, dan produk konsumen. Biasanya hidrogen dan asam maleat harus diaduk secara bersamaan untuk membuat asam suksinat. Namun, proses ini tak lagi diperlukan jika menggunakan air kering. Ini membuat proses lebih ramah lingkungan dan lebih hemat energi. "Jika Anda dapat menghapus proses pengadukan, maka kemungkinan Anda membuat penghematan energi yang cukup besar," kata Dr Carter.



Teknologi ini juga dapat diadaptasi untuk menciptakan "emulsi bubuk kering" -- campuran dari dua atau lebih cairan yang tak bisa disatukan -- seperti minyak dan air. Para peneliti percaya, emulsi kering bisa membuat penyimpanan cairan berbahaya lebih aman dan lebih mudah. (umi) • VIVAnews



http://dunia.vivanews.com/news/read/173565-aneh-tapi-nyata--ilmuwan-ciptakan-air-kering



TEMPO Interaktif, Ini sepertinya kontradiksi, tapi ilmuwan telah menciptakan sebuah penemuan penting: "air kering".



Bentuk dari air kering ini menyerupai gula bubuk. Setiap partikel air kering berisi tetesan berisi tetesan air yang dikelilingi oleh lapisan pasir silika. Bahkan, 95 persen air kering ini adalah air basah.



Para ilmuwan percaya bahwa air kering dapat digunakan untuk mengurangi pemanasan global dengan menyerap dan menyaring dioksida karbon gas rumah kaca, Dalam pengujian menunjukkan air kering tigak kali lebih baik dalam meyerap karbon dioksida dari air biasa.



Air kering ini juga dapat menyimpang metana dan memperluas potensi sumber gas alam energi. Ben Carter dari University of Liverpool mengemukakan temuan air kering ini di Rapat Nasional American Chemical Society di Boston, Amerika Serikat.



"Belum ada air seperti ini, saya berharap air kering ini berguna di masa depan," kata Ben Carter.



Hal lain yang ditunjukkan oleh tim Carter adalah menggunakan air kering sebagai katalis untuk mempercepat reaksi antara hidrogen dan asam meleat. Ini akan menghasilkan asam suksinat, bahan baku utama yang banyak digunakan untuk membuat bahan makanan.



TELEGRAPH I PGR



http://www.tempointeraktif.com/hg/sains/2010/08/27/brk,20100827-274452,id.html
Read Post | comments
 
© Copyright Tokoh Ternama All Rights Reserved.