10 MOST LIKED

Kang Ibing Meninggal Dunia

Kang IbingNama lahir :
Raden Aang Kusmayatna Kusumadinata

Lahir :
20 Juni 1946 - Sumedang, Indonesia

Meninggal:
9 Agustus 2010 (umur 64) - Bandung, Indonesia

Pekerjaan :
aktor, pelawak

Tahun aktif :
1975 - 2010



Raden Aang Kusmayatna Kusumadinata (lahir di Sumedang, 20 Juni 1946 – meninggal di Bandung, 19 Agustus 2010 pada umur 64 tahun) atau lebih dikenal dengan nama Kang Ibing adalah pelawak Indonesia yang tergabung dengan grup lawak De'Kabayan yang terdiri antara lain Aom Kusman dan Suryana Fatah. Pelawak ini juga aktif dalam kesenian Sunda.



Filmografi


* Si Kabayan (1975)

* Ateng The Godfather (1976)

* Bang Kojak (1977)

* Si Kabayan dan Gadis Kota (1989)

* Boss Carmad (1990)

* Komar Si Glen Kemon Mudik (1990)

* Warisan Terlarang (1990)

* Di Sana Senang Di Sini Senang (1990)



BANDUNG, (PRLM).- Innalillahi wainna illaihi rojiun. Berita duka kembali menyelimuti dunia seni budaya, Jawa Barat khususnya, tanah air umumnya. Telah meninggal dunia Raden Aang Kusmayatna Kusumadinata yang lebih dikenal dengan nama Kang Ibing, Kamis (19/8) sekira pukul 21.00 WIB, di RS Al-Islam Jl. Soekarno Hatta Bandung. Almarhum dilarikan keluarga serta kerabatnya dari rumah duka di Bunga Bakung Ciwastra akibat mengalami pendarahan dan jatuh pingsan sesaat setelah terjatuh.



Kang Ibing, pelawak senior Jawa Barat yang terkenal dengan karakternya sebagai Si Kabayan, kelahiran Sumedang, Jawa Barat, 20 Juni 1946. Mengenai sebab-sebab meninggalnya almarhum, baik pihak keluarga maupun kerabat belum bisa memastikan.



“Kejadiannya begitu cepat, almahum terjatuh saat akan pergi ke kamar mandi dan langsung tidak sadarkan diri. Karena tidak kunjung siuman pihak keluarga dan kerabat langsung melarikan ke rumah sakit (RS Al Islam). Namun belum lama menjalani perawatan, jiwanya tidak tertolong lagi,” ujar Tatan Sugandi, salah seorang kerabat almarhum.



Pukul 22.00 WIB, jenazah almarhum diberangkatkan dari RS Al Islam ke rumah duka di Bunga Bakung Ciwastra untuk disemayamkan.(A-87/das)***



http://www.pikiran-rakyat.com/node/120320





Jakarta Dunia seni kembali kehilangan tokoh terkenal. Raden Aang Kusmayatna Kusumadinata atau biasa yang dikenal sebagai Kang Ibing malam ini meninggal dunia. Innalillahi wainna ilaihi roji'un.



Kini, jenazah pria yang terkenal sebagai pemeran Kabayan tersebut disemayamkan di RS Islam, Bandung, Jawa Barat. Sebelumnya, Kang Ibing dirawat di Sumedang.



"Iya benar sudah meninggal tadi pukul 20.45 WIB," ujar dr Mali, dokter jaga RS Islam kepada detikcom, Kamis (19/8/2010) malam.



Kang Ibing tiba di RS Islam sekitar pukul 20.30 WIB. Belum bisa diketahui apa penyebab meninggalnya artis kawakan tersebut. Namun, pria berusia 64 tahun tersebut dikabarkan sudah sakit sejak lama.



Selamat jalan Kang Ibing!(mad/yla)



http://us.detikhot.com/read/2010/08/19/213634/1423910/230
Read Post | comments

Penangkapan Abu Bakar Ba'asyir

VIVAnews - Pimpinan Jamaah Anshorut Tauhid (JAT) Abu Bakar Ba'asyir dibekuk sekitar pukul 08.15 pagi tadi di Banjar, Ciamis, Jawa Barat. Penangkapan Ba'asyir terjadi secara 'kebetulan'.



"Kebetulan saat itu sedang ada Operasi Pekat Lodaya. Lalu tim Densus mengubungi, meminta bantuan untuk mencegat iring-iringan Ba'asyir," kata Kapolres Banjar, Ajun Komisaris Besar Polisi Teddy Hermansyah saat dihubungi, Senin 9 Agustus 2010.



Menurut Teddy, pagi tadi sedang digelar operasi rutin jelang bulan puasa dan Hari Raya Idul Fitri. Saat itu, tim Detasemen Khusus 88 mengontak Teddy untuk meminta bantuan menyergap Ba'asyir.



Tim dari Polres Banjar dan Detasemen Khusus 88 bergerak cepat. "Tidak sampai lima menit, cepat," kata Teddy. Dalam penyergapan itu, personel Polres Banjar sudah bersiaga sekitar 30 orang.



Dari 30 orang personel Polres Banjar ditambah lagi bantuan dari sekitar tujuh orang dari Detasemen Khusus 88. "Saat itu rombongan Ba'asyir sedang menuju arah Jawa Tengah," tegas Teddy.



Ba'asyir dibekuk karena diduga mendanai kamp militer di Aceh. Ba'asyir juga diduga menunjuk buron teroris yang sudah divonis 7 tahun, Abdullah Sunata, untuk memimpin gerakan.



Dalam penangkapan pagi tadi, sempat terjadi sedikit perlawanan. Akibatnya, kaca mobil Nissan Terrano yang ditumpangi Ba'asyir beserta istri itu pecah. (umi)



Laporan: DHR l Bandung • VIVAnews










VIVAnews - Pimpinan Jamaah Anshorut Tauhid, Abu Bakar Ba'asyir, menolak penangkapan yang dilakukan oleh Detasemen Khusus 88 Anti Teror. Dia pun menolak menandatangani Berita Acara Penangkapan saat pemeriksaan.



"Ustadz Abu Bakar Ba'asyir menolak penangkapan," kata pengacara Ba'asyir, Mahendradatta, di Mabes Polri, Jakarta, Senin 9 Agustus 2010.



Dia mengatakan Ba'asyir menolak penagkapannya karena menilai tuduhan keterlibatannya dalam terorisme sebagai tuduhan yang tidak berdasar. "Karena tidak jelas terlibat terorisme mana," kata dia.



Menurut dia, tuduhan itu harus dijelaskan secara tuntas, Ba'asyir terkait teroris mana. "Kami bertanya kalau ada kata terorisme, maka ada peristiwa," kata dia.



Jika dikaitkan dengan latihan militer di Aceh, kata dia, itu tidak cukup untuk menangkap Ba'asyir. Karena di Aceh hanya latihan militer yang diatur oleh Undang-Undang Darurat.



"Pada saat kami bertanya, keterangan terlibat latihan militer di Aceh. Pelatihan militer dalam UU Anti Terorisme tidak termasuk terorisme. Seandainya ditemukan senjata api, maka dikenakan UU Darurat," kata dia.



"Namun ini dibawa ke UU terorisme. Kami akan terus bertanya terkait peristiwa apa. Tidak ada yang mau menjawab." • VIVAnews






Sumber : http://nasional.vivanews.com/
Read Post | comments

Penghargaan Achmad Bakrie untuk 6 Tokoh

Sjamsoeoed Sadjad (kiri) menerima Penghargaan Achmad Bakrie 2010 untuk Bidang Teknologi yang diserahkan oleh Bungaran Saragih di Balai Sarbini, Jakarta, Kamis (5/8). Penerima penghargaan lainnya, Daniel Murdiyarso untuk Bidang Sains, S Yati Soenarto untuk Bidang Kedokteran, serta hadiah khusus untuk Ratno Nuryadi. Penghargaan juga diberikan kepada Daoed Joesoef untuk Bidang Pemikiran Sosial dan Sitor Situmorang untuk Bidang Kesusastraan meski keduanya menolak penghargaan tersebut. (KOMPAS/AGUS SUSANTO)

JAKARTA, KOMPAS - Penghargaan Achmad Bakrie 2010, Kamis (5/8) malam, diberikan kepada enam tokoh berprestasi walaupun dua di antaranya menolak penghargaan tersebut. Enam tokoh tersebut dianggap memberikan sumbangsih yang luar biasa kepada bangsa Indonesia.



”Freedom Institute (yang memberikan penghargaan itu) jangan patah hati. Hadiah Nobel pun pernah ditolak. Hadiah Nobel tak pernah jadi redup, bahkan jauh lebih baik. Demikian juga Penghargaan Achmad Bakrie, tak akan redup,” ujar Aburizal.



Dua tokoh penerima Penghargaan Achmad Bakrie 2010 yang menolak adalah Daoed Joesoef (Bidang Pemikiran Sosial) dan Sitor Situmorang (Kesusastraan). Tokoh lain sebelumnya yang menerima dan lantas mengembalikan penghargaan adalah Goenawan Mohamad (Bidang Kesusastraan, 2004) dan Franz Magnis-Suseno (Bidang Pemikiran Sosial, 2007).



Rintisan bermanfaat



Aburizal Bakrie menjelaskan, tradisi penghargaan yang memasuki tahun ke-8 oleh Freedom Institute adalah rintisan yang bermanfaat. ”Dalam usia yang masih tersisa ini, saya ingin melihat putra-putri Indonesia kelak meraih Nobel,” ungkapnya.



Tokoh yang menerima penghargaan itu adalah Sjamsoe’oed Sadjad, ilmuwan sekaligus teknolog yang mengembangkan ilmu dan teknologi benih di Indonesia. S Yati Soenarto, menemukan rotavirus sebagai penyebab terbesar diare serta mengubah ”paradigma” lama terapi diare yang terlalu banyak mengandalkan antibiotik dan antiparasit.



Daniel Murdiyarso adalah sosok penting dalam membangun dan menyebarkan pengetahuan empiris mengenai perubahan iklim.



Tahun 2010 ini Freedom Institute memberikan Hadiah Khusus Achmad Bakrie untuk Periset Muda Berprestasi (berusia di bawah 40 tahun). Peraihnya adalah Ratno Nuryadi yang menghasilkan riset mikroskop gaya atom. (NAL)



Sumber: Kompas, Jumat, 6 Agustus 2010
Read Post | comments
 
© Copyright Tokoh Ternama All Rights Reserved.